Sabtu 02 Feb 2019 07:33 WIB

Duck Mie, Alternatif Baru Bagi Pecinta Mi Ayam

Setelah dipanggang, daging bebek ditumis bersama potongan jamur dan bawang.

Duck Mie dari restoran Lei Lo Jakarta.
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Duck Mie dari restoran Lei Lo Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bosan menyantap mi ayam dengan rasa dan variasi yang itu-itu saja? Tidak ada salahnya Anda mencoba Duck Mie. Duck Mie adalah salah satu menu andalan yang bisa ditemukan di Lei Lo Restaurant, sebuah resto khas peranakan Cina halal di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

Duck Mie merupakan makanan sejenis mi ayam namun dengan taburan suiran daging bebek dan jamur. Yang membuat Duck Mie spesial karena kelembutan daging bebek yang ditumis dengan racikan bumbu khas Lei Lo.

"Awalnya pelanggan penasaran, setelah mencoba sekali biasanya pelanggan datang lagi karena ketagihan sama Duck Mie," ujar chef Lei Lo Restaurant, Wan M Guntar Baros.

Menurut chef yang akrab disapa Guntar ini, rahasia kelembutan daging bebek terletak pada proses memasak yang melalui beberapa teknik. Pertama, daging bebek dipanggang terlebih dahulu dengan suhu rendah sekitar 130-150 derajat celcius selama lima jam.

Kemudian setelah dipanggang, daging bebek ditumis bersama potongan jamur, bawang merah dan bawang putih. Untuk memperkaya rasa, chef menambahkan bumbu dan beberapa jenis saus dan minyak wijen. Selain lembut, daging bebek juga bebas dari baunya yang khas dengan ditambahkannya minyak khusus.

Menyajikan menu halal, Lei Lo Restaurant bisa menjadi pilihan siapa saja untuk menikmati kelezatan makanan Cina. "Berdasarkan riset sederhana kami, Chinese food yang halal itu sulit ditemukan di Jakarta," ujar chief marketing Officer Broadway Group Jakarta, Ernest Silanoe.

photo
Restoran Lei Lo di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

Dengan hadirnya Lei Lo, Ernest berharap semua orang bisa menikmati berbagai sajian khas Cina yang lezat. Menurut Ernest, semua menu yang tersedia di Lei Lo terbuat dari bahan-bahan lokal. Termasuk juru masak yang merupakan chef dari Indonesia.

Selain itu, Ernest menjelaskan, kehalalan makanan juga dipastikan dengan manajemen pengelolaan dapur yang sudah merujuk pada aspek-aspek halal. Saat ini, Ernest mengungkapkan, restoran yang baru dibuka pada 10 Desember 2018 ini tengah mengajukan sertifikasi halal.

Lei Lo mengusung konsep urban ke dalam restorannya. Ketika memasuki resto, dekorasi khas negeri tirai bambu langsung mendominasi. Uniknya, dekorasi ruangan mendapat sentuhan yang kekinian tanpa menghilangkan unsur budaya Cina. Furnitur serta sejumlah aksesoris seperti guci dan lukisan menambah kehangatan khas rumah-rumah tradisional Cina.

Selain Duck Mie, ada Chinese Doughnut yang menjadi primadona para pelanggan. Chinese Doughnut merupakan hidangan pembuka berupa cakwe namun dimodifikasi dengan diberi isian campuran daging udang dan ayam. Teknik menggoreng yang tepat membuat cakwe ala Lei Lo ini lebih renyah, berbeda dari cakwe pada umumnya.

Tidak itu, menu lainnya yang menjadi andalan Lei Lo yaitu Chicken Honey Lemon, Dim Sum, nasi goreng dan Wagyu Black Mint untuk menu berbagi. Berbagai menu yang disajikan dibanderol dengan harga bervariasi mulai Rp40 ribu sampai Rp130 ribu per porsi.

Lei Lo Restaurant buka setiap hari pukul 10.00-04.00. Restoran memiliki kapasitas 80 orang dan dilengkapi dengan private room berkapasitas 12 orang sehingga cocok untuk grup atau pun individual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement