Rabu 05 Dec 2018 13:15 WIB

Risiko Kematian dari Terlalu Banyak Tidur

Peneliti merekomendasikan tidur enam hingga delapan jam saja.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Banyak orang yang sesungguhnya belum memahami konsep tidur yang menyehatkan seperti apa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Banyak orang yang sesungguhnya belum memahami konsep tidur yang menyehatkan seperti apa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas tidur dapat mempengaruhi beragam aspek penting di dalam kehidupan, khususnya kesehatan. Namun perlu diingat, tidur yang berlebih dapat menjadi bumerang bagi kesehatan diri.

Jumlah durasi tidur yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah enam hingga delapan jam per malam. Durasi tidur malam yang melebihi batas rekomendasi ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan bahkan kematian.

Baca Juga

Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yang melibatkan 116.632 partisipan dewasa berusia 35-70 tahun. Kebiasaan tidur para partisipan yang berasal dari 21 negara ini dipantau selama sekitar 7,8 tahun.

Seperti tertuang dalam European Heart Jornal, ditemukan adanya 8,4 penyakit kardiovaskular maupun kematian setiap tahun untuk setiap 1.000 orang yang tidur selama 8-9 jam per malam. Angka ini meningkat menjadi 10,4 per 1.000 pada orang-orang yang tidur selama 9-10 jam. Angka ini kembali meningkat menjadi 14,8 per 1.000 pada orang-orang yang tidur lebih dari 10 jam per malam.

Dengan kata lain, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian pada orang-orang yang tidur selama 8-9 jam adalah 5 persen dibandingkan orang-orang yang tidur sesuai rekomendasi. Risiko ini meningkat menjadi 17 persen pada orang-orang yang tidur selama 9-10 jam per malam dan semakin meningkat menjadi 41 persen pada orang-orang yang tidur lebih dari 10 jam per malam.

Dari temuan ini, tim peneliti menilai tidur berlebih mungkin bukan penyebab langsung dari kemunculan kardiovaskular maupun kematian. Sebaliknya, tidur berlebih merupakan manifestasi dari adanya suatu kondisi di tubuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular maupun kematian.

"Bukan tidur panjang yang menyebabkan kematian atau kesehatan yang buruk, tetapi kesehatan buruk yang menyebabkan Anda tidur lebih lama," timpal profesor di bidang ilmu kardiovaskular dari Warwick University Francesco Cappuccio yang tak terlibat dalam penelitian.

Cappuccio mengatakan orang-orang yang menderita suatu penyakit namun belum terdeteksi dapat mengalami tidur yang lebih panjang. Sebagai contoh, seseorang yang menderita kanker namun belum terdeteksi akan merasa lebih lelah dan tak bertenaga sehingga cenderung tidur lebih lama.

Dari penelitian ini, ketua tim peneliti Chuangshi Wang dari McMaster and Peking Union Medical College menyimpulkan bahwa durasi opetimal dari tidur adalah 6-8 jam per malam untuk orang dewasa. Wang menyarankan agar konsumsi kafein di siang atau malam hari dihindari agar kualitas tidur di malam hari menjadi lebih baik. Olahraga dan pola makan yang seimbang juga dapat membantu meningkatkan dan menjaga kualitas tidur.

"Penting untuk mengetahui ada beberapa cara sangat sederhana yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda tidur lebih baik di malam hari," papar Wang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement