Rabu 07 Nov 2018 23:23 WIB

Mengenang Komponis Raden Soetedja Purwodibroto Lewat Film

Tayangan dokumenter 24 menit itu menghadirkan cerita putra-putri Raden Soetedja

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sutradara Mencari Soetedja, Bowo Leksono, mengatakan tayangan dokumenter berdurasi 24 menit itu menghadirkan cerita dari putra-putri dan keponakan Raden Soetedja
Sutradara Mencari Soetedja, Bowo Leksono, mengatakan tayangan dokumenter berdurasi 24 menit itu menghadirkan cerita dari putra-putri dan keponakan Raden Soetedja

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kisah komponis kenamaan Raden Soetedja Purwodibroto diabadikan dalam film dokumenter Mencari Soetedja. Musisi asal Banyumas tersebut utamanya dikenal lewat lagu keroncong berjudul "Ditepinya Sungai Serayu".

Film merupakan kolaborasi Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB) dan Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga. Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI turut mendukung kehadiran film.

Peluncuran film akan berlangsung di Rajawali Cinema Purwokerto pada Kamis, 15 November 2018. Sutradara Mencari Soetedja, Bowo Leksono, mengatakan tayangan dokumenter berdurasi 24 menit itu menghadirkan cerita dari putra-putri dan keponakan Raden Soetedja.

"Proses pencarian narasi tentang Soetedja ini cukup sulit. Bahan artikel dari media massa, blog, tulisan narasumber film Sugeng Wijono, hingga wawancara dengan putra-putri R Soetedja," kata Bowo lewat pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id.

Berbekal kliping foto kopi koleksi keluarga, Bowo memulai pengumpulan data primer dan sekunder sejak delapan tahun silam. Proses riset juga melibatkan wawancara dengan sejumlah orang yang bersinggungan secara kesejarahan dengan almarhum Soetedja.

Proses pengambilan gambar berlangsung di Banyumas, komplek Pasar Purwareja Klampok, Banjarnegara, Jakarta Pusat, Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bandung. Meski film telah siap rilis, proses riset Bowo sempat menemui kendala.

Hal itu lantaran tokoh-tokoh yang hidup sezaman atau masuk dalam perlintasan proses berkarya Soetedja telah tiada. Beberapa di antaranya adalah S Bachri, Bing Slamet, pendiri Irama Record Suyoso Karsono, serta Nien Lesmana yang banyak menyanyikan lagu Soetedja.

"Harapan kami, film ini menjadi pemancing riset, bahkan kepedulian pemerintah untuk menempatkan sosok Soetedja sebagai tokoh musik modern dan panutan para musikus. Bukan sekadar menjadi nama Gedung Kesenian yang tak kunjung selesai dibangun," ujar Bowo.

Produser film, Nanki Nirmanto, berencana memutarkan Mencari Soetedja di ruang-ruang diskusi publik. Dia ingin tayangan dokumenter tersebut bisa diapresiasi oleh komunitas film, musik, maupun komunitas lainnya. 

"Kami ingin masyarakat, terutama dari Banyumas, bangga dengan Raden Soetedja. Dia tidak hanya komponis keroncong seperti yang diketahui orang, tetapi juga menguasai aliran musik lainnya, seperti hawaian, jaz, dan klasik," ujar Nanki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement