Ahad 28 Oct 2018 15:06 WIB

Pria Botak Miliki Lebih Banyak Testosteron, Benarkah?

Testosteron memang terlibat dalam kasus kebotakan pada laki-laki.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Pria yang mengalami kebotakan berisiko tinggi alami kanker prostat.
Foto: wikimedia
Pria yang mengalami kebotakan berisiko tinggi alami kanker prostat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola kebotakan merupakan hal yang cukup banyak ditemukan pada laki-laki, khusunya pada laki-laki berusia di atas 50 tahun. Kepercayaan orang dulu meyakini kebotakan pada laki-laki disebabkan oleh hormon testosteron yang lebih banyak, benarkah?

"Meski banyak laki-laki botak akan mengatakan hal ini benar, barangkali untuk membuktikan kejantanan mereka, ini adalah mitos," kata dokter sekaligus jurnalis dan penulis kolom Reader's Digest Max Pemberton, seperti dilansir di Reader's Digest.

Pemberton mengatakan testosteron memang terlibat dalam kasus kebotakan pada laki-laki. Akan tetapi, hal ini tidak dipengaruhi oleh seberapa banyak testosteron yang dimiliki oleh laki-laki.

Kebotakan pada laki-laki lebih disebabkan oleh seberapa sensitif folikel rambut mereka terhadap testosteron. Seperti diketahui, pada tubuh laki-laki, testosteron diubah menjadi sebuah zat kimia yang menyebabkan folikel rambut menciut.

Ketika folikel rambut menciut, rambut baru yang tumbuh akan menjadi lebih tipis dan semakin tipis. Pada akhirnya, tak ada lagi rambut yang tumbuh pada folikel rambut tersebut.

Pemberton mengatakan tidak semua folikel pada laki-laki rentan terhadap testosteron. Biasanya hanya sebagian dari folikel yang memiliki sensitivitas lebih besar terhadap testosteron.

"Inilah mengapa laki-laki botak tetap bisa menumbuhkan janggut," ujar Pemberton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement