Rabu 17 Oct 2018 12:32 WIB

Murid Termuda di Kelas Rentan Terdiagnosis ADHD

Gangguan ADHD tidak bisa dideteksi secara biologis atau fisik.

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
ADHD merupakan jenis gangguan psikologis anak yang berpusat pada perhatian, sehingga sering juga disebut dengan gangguan hiperaktif.
Foto: flickr
ADHD merupakan jenis gangguan psikologis anak yang berpusat pada perhatian, sehingga sering juga disebut dengan gangguan hiperaktif.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah penelitian internasional terbaru menunjukkan, anak yang menjadi murid termuda di sekolah lebih rentan terdiagnosa gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) daripada mereka yang lebih tua. Penelitian yang dipimpin Curtin University Australia bersama peneliti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat (AS) ini merupakan sebuah studi baru.

Penelitian bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara usia seorang anak di kelas dan kemungkinan mereka terkena ADHD. Dilansir melalui The Malay Mail, Rabu (17/10), para peneliti melihat 17 studi di seluruh dunia.

Baca Juga

Studi mencakup sekitar 14 juta anak-anak di AS, Spanyol, Kanada, Finlandia, Jerman, Belanda, Islandia, Israel, Swedia, Norwegia, Taiwan, dan Australia. Temuan ini kemudian dimuat di dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa anak-anak dengan usia termuda di kelas terdiagnosis ADHD dan harus diobati.

"Temuan kami menunjukkan ADHD terjadi pada negara dengan diagnosa tertinggi dan kurang umum terhadap kelainan ini," kata Dr Martin Whitely selaku penulis utama. Negara yang umum dengan ADHD, seperti AS, Kanada, dan Islandia banyak terdiagnosa. Namun negara yang tidak familiar dengan ADHD, yakni Finlandia, Taiwan, dan Swedia juga banyak ditemukan kasus ini.

Meski menjadi salah satu gangguan psikiatrik di masa anak-anak, ADHD pada kenyataannya sulit untuk terdiagnosa. Sebab, tidak ada tanda biologis atau tes fisik dari ADHD. Gangguan ini bisa diketahui berdasarkan laporan guru tentang perilaku anak.

Hampir di seluruh dunia guru merasakan ADHD pada anak yang termuda. Meski guru tidak mendiagnosis, namun biasanya memberikan saran bagi orang tua bahwa sang anak kemungkinan mengalami ADHD.

Studi ini juga memberikan masukan bahwa peran penting tidak hanya dipegang oleh guru. Dokter dan orang tua juga harus menyadari bahwa usia memengaruhi perilaku anak di kelas. Anak jadi akan membutuhkan banyak waktu untuk tumbuh dewasa. Dampaknya, anak-anak yang terganggu akan mengalami pelecehan atau memiliki sejumlah masalah lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement