Kamis 27 Sep 2018 06:59 WIB

Waspadai Pemicu Kondisi Mata Kering

Sindrom mata kering menandakan penderitanya bermasalah dengan lubrikasi mata.

Rep: MGROL 106/ Red: Indira Rezkisari
Aturan kecerahan layar gawai mempengaruhi kesehatan mata.
Foto: Pixabay
Aturan kecerahan layar gawai mempengaruhi kesehatan mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat banyak sekali alasan mengapa mata terkadang terasa kering, seperti menatap layar komputer terlalu lama, alergi, atau bahkan terkena paparan angin. Akan tetapi, apabila memiliki gejala mata kronis seperti mata terasa terbakar, perih, atau gatal, mungkin Anda memiliki sebuah kondisi yang bernama keratoconjunctivitis sicca (KCS) atau sindrom mata kering.

Meski disebut sindrom mata kering, tetapi salah satu gejala dari KCS adalah mata yang memproduksi air secara berlebihan. Hal tersebut merupakan tanda bahwa terdapat masalah dengan lubrikasi mata. Apabila memiliki gejala mata kronis dan satu atau beberapa faktor risiko berikut, Anda mungkin memiliki sindrom mata kering.

Semakin tua

Penuaan dapat memengaruhi seluruh bagian tubuh. Menurut laman Health, Kamis (27/9), hingga 30 persen orang berusia di atas 50 tahun memiliki mata kering. Bahkan terdapat lebih banyak orang yang mengalami hal tersebut di antara orang-orang yang berumur 65 tahun ke atas.

Ketika bertambah usia, kemampuan memproduksi air mata akan semakin berkurang. Menurut seorang optometris klinis di University of Wisconsin School of Medicine & Public Health, Janet Cushing, ini mungkin disebabkan karena saluran air mata terhambat seiring waktu, atau mungkin mengalami peradangan.

Meski begitu, untungnya mata kering akibat penuaan (atau penyebab lain) tidak terlalu parah. Walaupun memengaruhi penglihatan, tetapi masih dapat diobati.

Sedang meminum pil, hamil, atau menopause

Di antara jutaan orang Amerika yang mengalami mata kering, mayoritasnya adalah wanita. Salah satu alasan utamanya adalah setelah menopause, wanita tidak menghasilkan air mata yang banyak. Para wanita yang mengalami menopause dini (usia 40 tahun atau lebih muda) dan mengalami mata kering, memiliki risiko lebih banyak akan rusaknya permukaan mata karena mereka memiliki kondisi mata dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Namun, selain karena menopause, perubahan hormon juga dapat memiliki efek yang sama. “Kehamilan, penggunaan kontrasepsi, dan terapi penggantian hormon (HRT) dapat menyebabkan mata kering,” kata Cushing.

HRT tidak umum digunakan untuk mengobati gejala menopause seperti di masa lalu karena risiko kanker yang lebih tinggi. Tetapi penggabungan estrogen dan progesteron membawa risiko mata kering lebih rendah dibandingkan apabila hanya estrogen. Estrogen sendiri dapat meningkatkan risiko kanker endometrium, biasanya hanya untuk wanita yang menjalani histerektomi.

Penyakit autoimun

Mata kering dikaitkan dengan beberapa gangguan autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, skleroderma, dan sindrom Sjögren. Dalam sindrom Sjögren, sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi air mata dan air liur, hal tersebut menyebabkan tidak hanya mata menjadi kering, tetapi mulut juga.

Penyakit autoimun juga dapat menyebabkan tiga komponen utama air mata menjadi tidak seimbang, yakni minyak, air, dan lendir. Setiap perubahan komposisi air mata dapat menyebabkan mata menjadi kering.

Penyakit mata tiroid, atau penyakit mata Graves, adalah gangguan autoimun lainnya. Dalam hal ini, sistem kekebalan tidak hanya menyerang kelenjar tiroid, tetapi juga otot dan jaringan di sekitar mata yang dapat menyebabkan mata kering.

Terlalu sering menatap layar komputer

Menurut Cushing, terlalu sering menggunakan komputer dapat mengurangi tingkat kedipan secara signifikan. Padahal, sering mengedipkan mata adalah cara tubuh Anda membuat mata menjadi tidak kering. Berkedip, yang terjadi sekitar 10 sampai 15 kali dalam semenit, dapat membuat mata menjadi lembab dengan keseimbangan air mata, minyak, dan lendir yang tepat.

Jarang mengedip dapat membuat air mata menguap lebih cepat. Hal ini tidak hanya dapat terjadi ketika Anda sedang di depan komputer, tetapi juga ketika Anda sedang melakukan aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan fokus seperti membaca atau mengemudi.

Pernah menjalani operasi mata

Hampir semua orang yang pernah menjalani operasi LASIK akan mengalami mata kering untuk sementara waktu. Dengan LASIK, ada kerusakan yang terjadi pada permukaan mata yang dapat memengaruhi produksi air mata. “Hal tersebut mungkin terjadi karena saraf yang dipotong. Saraf-saraf tersebut merupakan bagian dari mata yang memberi sinyal untuk menghasilkan air mata,” kata Cushing.

Tetapi jangan khawatir. Kondisi mata kering akibat LASIK biasanya tidak terlalu parah dan akan bertahan hanya tiga sampai enam bulan saja. Meski begitu, Anda tetap harus mendapatkan perawatan yang tepat karena merawat mata kering dapat membuat prosedur LASIK sukses.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement