REPUBLIKA.CO.ID, TSIMANE -- Para ilmuwan memiliki bukti baru mengenai gaya hidup sehat agar tidak terkena penyakit jantung. Dilansir dari Time, Senin (17/9), masyarakat di Amerika Selatan memiliki risiko sangat kecil terhadap atherosclerosis koroner atau pengerasan arteri pada penyakit jantung. Mereka memiliki kesempatan lima kali lebih rendah mengidap penyakit jantung dibandingkan penduduk di Amerika Serikat (AS) lain.
Dalam laporan kesehatan yang diterbitkan di dalam jurnal The Lancet, tim peneliti mengunjungi 85 desa dari penduduk Tsimane, Amerika Selatan. Para ilmuwan kemudian mengukur 705 orang dewasa untuk menghitung risiko mereka terhadap penyakit jantung. Tim peneliti mengambil CT Scan dari para responden untuk melihat pengerasan arteri. Penelitian juga melakukan pengukuran terhadap faktor-faktor lain, seperti tekanan darah, detak jantung, dan peradangan.
"Kami tertarik memahami proses penuaan dari mereka yang tergolong bukan masyarakat modern, mereka tetap menjalankan kehidupan seperti nenek moyang dulu," ujar Profesor Hillard Kaplan selaku Penulis Studi dan Profesor di bidang Antropologi Universitas New Mexico. Dari penelitian tersebut, sebanyak 85 persen responden sama sekali tidak memiliki risiko penyakit jantung. Kemudian 13 persen dari mereka mempunyai risiko yang sangat rendah.
Saat para tim peneliti membandingkan temuan tersebut terhadap studi lain yang melibatkan lebih dari 6 ribu responden masyarakat AS, hasilnya jauh berbeda. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa hanya 14 persen yang memiliki risiko rendah terhadap penyakit jantung, dan lebih dari 50 persen responden berisiko tinggi.
Dalam penelitian terhadap masyarakat Tsimane, mereka rata-rata rendah dari segi tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. Namun mereka tinggi dari sisi peradangan. Akan tetapi hal tersebut tidak memengaruhi risiko penyakit jantung. Para peneliti tidak sepenuhnya bisa menjawab terkait fakta tersebut. Namun gaya hidup masyarakat Tsimane memegang peran utama. Hanya 10 persen dari penduduknya yang tidak bergerak aktif. Sisanya, mereka aktif berburu, mengumpulkan bahan makanan, dan bertani.
Penduduk Tsimane juga mengonsumi banyak serat tinggi, dan karbohidrat yang tidak banyak diproses, seperti jagung, kacang, dan beras. Sedikitnya 15 persen makanan mereka berasal dari daging dan protein ikan. Pola makan penduduk Tsimane juga secara keseluruhan rendah lemak, dan mereka tidak merokok. Sebaliknya, masyarakt di AS justru lebih banyak yang tidak bergerak sepanjang hari. Makanan olahan juga sering dikonsumsi, serta 15 persen masyarakat AS merokok.
Meski demikian para peneliti tidak menyarankan manusia harus hidup seperti masyarakat Tsimane, yakni pergi berburu atau bertani. Namun masyarakat perlu mengambil pelajaran dari gaya hidup penduduk Tsimane. Masyarakat bisa mengadopsi kebiasaan hidup penduduk Tsimane, yakni bergerak aktif, tidak merokok, dan memerhatikan asupan makanan.