Jumat 07 Sep 2018 09:15 WIB

Lima Aksi Kolaboratif dan Fenomenal di Soundrenaline 2018

Pengunjung Soundrenaline juga akan disajikan karya non-musik kreator Indonesia.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Penyelenggara Soundrenaline 2018 dan sederet kreator muda asal Bali menggelar konferensi pers tentang pelaksanaan festival musik dan seni terbesar se-Asia Tenggara tersebut di Garuda Wisnu Kencana (GWK), 8-9 September 2018.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Penyelenggara Soundrenaline 2018 dan sederet kreator muda asal Bali menggelar konferensi pers tentang pelaksanaan festival musik dan seni terbesar se-Asia Tenggara tersebut di Garuda Wisnu Kencana (GWK), 8-9 September 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Festival musik dan seni terbesar se-Asia Tenggara, Soundrenaline telah memasuki tahun ke-16. Tahun ini acara tersebut kembali digelar di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, 8-9 September 2018.  Agenda rutin para pecinta musik dan seni ini menyajikan berbagai kolaborasi lintas genre.

Perwakilan Level7 yang menyelenggarakan Soundrenaline 2018, Choky mengatakan pengunjung tidak hanya datang untuk menyaksikan penampilan grup musik dalam dan luar negeri, namun juga ragam karya terbaik non-musik para kreator Tanah Air. Ini dia lima aksi kolaboratif spektakuler dan fenomenal di Soundrenaline 2018.

Sentuhan seni Eko Nugroho untuk Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca selalu melakukan kolaborasi sebagai identitas di setiap penampilannya. Tak hanya menggandeng sesama musisi, kolaborasi bersama orkestra, unsur seni rupa pun melengkapi aksi panggung trio pelantun 'Cinta Melulu' ini.

Pelaku seni rupa dari Yogyakarta, Eko Nugroho bersama karyanya 'Cult Icon' akan mengisi elemen visual serta wardrobe Efek Rumah Kaca di panggung Soundrenaline, khususnya amphitheater area. Nuansa intim dan syahdu tak hanya datang dari tata panggung dan musik, namun juga detail karya Eko yang sureal dan komikal. Seluruh mata dipastikan terpaku selama satu jam penampilan mereka.

Seringai bercerita melalui efek visual militia

Para Srigala Militia yang akan hadir di Soundrenaline 2018 nanti tak hanya bebas bersuara dan headbang bersama. Mereka akan semakin meresapi dan mengenal karya-karya Seringai melalui efek visual yang menggambarkan cerita-cerita dari seluruh lagu mereka. Band rock metal ini akan membawakan lagu-lagu dari album terbarunya 'Seperti Api' yang dipastikan menjadi suguhan musik spesial dan menggebrak panggung.

Energi berbeda dari Dialog Dini Hari dan Scaller

Dialog Dini Hari sebelumnya pernah tampil bersama musisi bergenre serupa, seperti Endah N Rhesa. Tahun ini, folk trio asal Bali ini menantang karta mereka dipadukan dengan musik rock duo Scaller. Kolaborasi lintas genre ini bukan pertama kalinya bagi Scaller. Pada Soundrenaline 2017, Stella Gareth dan Reney Karamoy pernah berpadu dengan Andien yang menciptakan penampilan super keren. Kolaborasi Dialog Dini Hari dan Scaller diharapkan menyedot perhatian pengunjung.

Tabuhan magis dari instalasi Thunderdorm

Soundrenaline 2018 menyajikan sebuah instalasi musik bernama Thunderdorm. Beberapa instrumen musik akan dirangkai membentuk sebuah kubah yang akan menyuguhkan aksi musik yang belum pernah ada sebelumnya. Beberapa nama besar, seperti Iga Massardi, Teh Upstairs, Elda (Stars n Rabbit), Kimo, hingga Bam Mastro (Elephant Kind) akan berkolaborasi bergantian.

Patung bambu penari baris raksasa dari I Made Aswino Aji

Sebuah patung raksasa penari baris terbuat dari anyaman bambu karya I Made Aswino Aji dan rekan-rekannya tak kalah mengagumkan. Dua patung setinggi 6,5 dan 8,5 meter ini akan menjadi salah satu masterpiece di Creators Area Soundrenaline 2018. Ada juga karya instalasi lain dari beberapa seniman, seperti Ardi Makki, Hahan, Erwin Windu, Cut & Rescue, dan Trotoart.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement