Senin 27 Aug 2018 18:49 WIB

Rokok Elektronik Gandakan Peluang Serangan Jantung

Perokok menghirup campuran racun dari 7.000 unsur asap yang bisa menyebabkan kanker.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Rokok elektronik
Foto: EPA
Rokok elektronik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan rokok elektronik (e-cigarette) dianggap sebagai ‘alternatif sehat’ untuk merokok dan membantu orang-orang agar tidak kecanduan rokok tembakau. Tetapi sebuah studi baru telah memberikan sesuatu pengertian baru pada pengguna rokok elektronik.

Menurut University of California San Francisco (UCSF), penggunaan rokok elektronik setiap hari berpotensi menggandakan peluang terkena serangan jantung. Terlebih lagi, penelitian baru menunjukkan sebagian besar dari mereka yang menggunakan rokok elektronik masih terus merokok tembakau. Penggunaan keduanya adalah pola yang paling umum di kalangan penghisap vape atau rokok elektronik dalam penelitian ini.

Penulis senior laporan itu, Profesor Stanton A. Glantz mengatakan menggunakan kedua produk secara bersamaan lebih berbahaya daripada satu atau yang lain. Glantz kemudian mengungkapkan laporan penelitiannya adalah yang pertama kali menunjukkan implikasi jangka panjang dari rokok elektronik.

“Seseorang yang terus merokok dengan rokok eletronik setiap hari meningkatkan kemungkinan serangan jantung dengan lima faktor,” kata Glantz, dilansir dari News.com.au, Senin (27/8).

Baca juga: 10 Alasan Berhenti Merokok Tahun Ini (2-Habis)

Sementara laporan tersebut fokus pada peluang efek serangan jantung, ada laporan yang menyarankan penggunaan rokok elektronik adalah pilihan yang lebih aman. Laporan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) menyarankan vaping hanya menimbulkan sebagian kecil risiko dan dapat menjadi alat yang berguna bagi mereka yang mencoba berhenti merokok.

“Ulasan baru kami memperkuat temuan bahwa vaping memiliki  risiko sebagian kecil dari merokok (tembakau), setidaknya  sekitar 95 persen kurang berbahaya dan risiko yang tidak berarti bagi pengamat. Namun, lebih dari separuh perokok salah percaya vaping sama bahayanya dengan merokok atau tidak tahu,” ujar Direktur Peningkatan Kesehatan di PHE, Profesor John Newton.

PHE sebenarnya menyarankan siapapun yang ingin berhenti merokok tetapi telah berjuang harus beralih pada rokok elekronik dan mencari bantuan dari seorang profesional. Penulis utama laporan PHE , Profesor Ann McNeill menuturkan meskipun nikotin bersifat adiktif, yang menghasilkan penyakit dan kematian adalah asap dari rokok.

“Sangat memprihatinkan perokok masih memiliki pemahaman yang buruk tentang penyebab bahaya merokok. Ketika orang-orang merokok tembakau, mereka menghirup campuran mematikan sebanyak 7.000 unsur asap, 70 di antaranya diketahui menyebabkan kanker,” kata McNeill.

Sekarang ini, McNeill menambahkan, ada berbagai cara alternatif untuk mendapatkan nikotin daripada sebelumnya. Di antaranya, permen nikotin, semprotan hidung, tablet hisap, dan rokok elektronik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement