Senin 16 Jul 2018 08:43 WIB

Hidangan Khas Peru di Pusat Ibu Kota

Dari segi rasa masakan khas Peru tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Chef asal Peru, Natalia Sophia Gonzalez Echeverria atau yang akrab disapa Natty, didatangkan langsung untuk 'The Peruvian Palate' Di Sailendra Restaurant JW Marriott Jakarta.
Foto: Republika/Nora Azizah
Chef asal Peru, Natalia Sophia Gonzalez Echeverria atau yang akrab disapa Natty, didatangkan langsung untuk 'The Peruvian Palate' Di Sailendra Restaurant JW Marriott Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bila ingin mencoba tempat baru untuk menjelajah khazanah kuliner, Peru jawabannya. Negara di Amerika Utara ini sudah enam kali memenangkan World's Leading Culinary Destination dari World Travel Award. Peru berhasil mengalahkan Cina, Italia, dan Spanyol.

Namun, angkat koper ke Peru memang perlu merogoh kocek cukup dalam. Bagi pencinta kuliner di Indonesia yang penasaran dengan makanan khas Peru, Hotel JW Marriott Jakarta membuat bujet terbang ke Peru menjadi terpangkas. Bekerja sama dengan Kantor Komersil Peru dan Kedutaan Besar Peru, hidangan 'Peruvian' bisa dinikmati di hotel bintang lima tersebut.

Ini merupakan kali ke dua JW Marriott Jakarta memboyong hidangan otentik khas Peru ke Indonesia. Hanya saja, tahun ini makanan dimasak oleh koki yang berbeda. Chef Natalia Sophia Gonzàlez Echeverria sengaja dibawa langsung dari Peru untuk memasak hidangan Peruvian. Koki yang akrab disapa Natty ini mempersembahkan 37 menu khas Peru yang patut dicoba.

photo
Arroz Tapado, menu utama khas Peru berupa tumpukan nasi dan daging cincang di bagian tengahnya.

"Makanan khas Peru diolah dengan cara dan bahan-bahan yang sederhana," kata Natty dalam peluncuran 'The Peruvian Palate' di Sailendra Restaurant Hotel JW Marriott Jakarta, beberapa waktu lalu. Dari segi rasa, hampir tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Natty menjamin lidah masyarakat Indonesia bisa menerima masakan Peru dengan nikmat.

Natty membawa menu yang dimulai dari hidangan pembuka, makanan utama, dan penutup. Semua menu diambil dari makanan khas Peru, baik yang biasa dihidangkan sehari-hari atau tersaji saat perayaan khusus. Bahan-bahan yang dipakai menyesuaikan pangan yang ada di Indonesia. Natty sudah melakukan uji coba resep terlebih dahulu dengan menggunakan pangan lokal.

Dari beberapa jenis pangan, ada beberapa bahan yang memang tidak bisa tergantikan. Salah satunya yellow chili atau cabai kuning. Jenis cabai tersebut memang khas Peru sehingga tak mungkin mencarinya di Indonesia. Dari segi rasa, cabai kuning tidak terlalu pedas seperti milik lokal.

Menu pembuka yang bisa dicoba, yakni Camarones Fritos en Salsa de Maracuyà. Hidangan udang goreng yang disajikan dengan saus pedas buah markisa ini memang menggoda. Udang digoreng renyah dengan menggunakan tepung. Saat mencoba, cocol udang ke saus markisa. Rasa saus mirip dengan mayonaise pedas manis.

Natty sengaja membawa Camarones karena tergolong makanan spesial di Peru. Harga udang di Peru cenderung sedikit lebih mahal dari ikan. Itu sebabnya menu udang terbilang spesial apabila tersaji di atas meja. Kemudian saus markisa juga tergolong unik. Buah markisa jarang diolah menjadi saus di banyak negara.

photo
Si puding nasi asal Peru yang menggoda selera ini bernama Arroz can Leche

Berlanjut ke menu utama, cobalah Arroz Tapado atau nasi campur khas Peru. Makanan tradisional ini tersaji dalam bentuk tumpukan nasi putih yang dilapisi picadillo di bagian bawah. Picadillo merupakan sebutan untuk daging cincang khas Peru yang dimasak menggunakan beragam bumbu. Arroz Tapado mirip dengan rasa nasi tim, namun teksturnya lebih keras dan sedikit pedas.

Sampai di hidangan penutup, Peru memiliki pencuci mulut unik bernama Arroz con Leche atau puding nasi. Puding berwarna putih ini memang dibuat dari nasi bercampur gurihnya santan. Ada sedikit tambahan kayu manis sehingga tekstur rasa lebih kencang dan wangi. Puding nasi khas Peru ini cukup mengenyangkan.

Tertarik mencoba? Peruvian Palate hanya berlangsung dari 13 hingga 29 Juli 2018. Hidangan Peru juga hanya bisa dinikmati di Sailendra Restaurant setiap Jum'at dan Sabtu malam, serta saat brunch di Ahad. Untuk mencobanya bisa membayar mulai dari Rp 475 ribu net per orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement