REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai cara bisa dilakukan seseorang untuk menurunkan berat badan, termasuk melakukan diet dan olahraga. Seseorang bisa menghabiskan waktu berjam-jam di gym, mengukur setiap gram makanan.
Sayangnya, banyak yang mengeluh masih kesulitan menurunkan berat badan walaupun sudah berusaha melakukan segala upaya. Ada sejumlah kemungkinan dan alasan mengapa kondisi itu bisa terjadi, dilansir Hindustan Times, Selasa (3/7).
Baca: Sudah Diet, Olahraga Tapi Masih Gemuk? Ini Alasannya
5. Lipodistrofi
Lipodistrofi dikaitkan dengan pengobatan HIV dan simpanan lemak yang tidak biasa. "Ini adalah kondisi di mana tabungan lemak abnormal terbentuk di sekitar tubuh bagian atas, sementara kehilangan lemak terjadi di area wajah," kata Dr Lokhande.
6. Kurang Tidur
Kondisi umum seperti kurang tidur atau apnea tidur obstruktif juga menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas. Ketika seseorang tidur kurang dari enam jam semalam, dua hormon yang disebut leptin dan grelin ikut bermain.
Leptin, disekresikan oleh otak yang bisa membuat Anda kenyang. Sementara hormon grelin disekresikan oleh perut yang menyebabkan keinginan untuk makan.
“Ketika kita kurang tidur, leptin berkurang, dan begitu juga rasa kenyang. Juga, grelin meningkat, orang akan sering mengalami kelaparan. Pilihan makanan dalam kondisi seperti itu cenderung memburuk. Dengan cara ini, kurang tidur menyebabkan obesitas karena ketidakseimbangan kedua hormon ini, ”jelas Dr Singh.
Tingkat oksigen orang cenderung turun karena tidur yang terfragmentasi yang akhirnya juga menyebabkan ketidakseimbangan hormon-hormon.
7. Obat Migrain
Beberapa obat yang digunakan untuk migrain dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Biasanya ini jamak terjadi di kalanhan wanita muda. “Selama obat ini terus dikonsumsi, efeknya bahkan bisa permanen,” tambah Dr. Lokhande.
8. Hipotalamus
Kondisi ini bisa berhubungan dengan masa kecil. Rasa kenyang dikendalikan oleh bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari usia muda, banyak anak-anak dipaksa makan berlebihan.
Hipotalamus sangat dapat menyebabkan Hipothalamic Obesity Disorder, di mana metabolisme tubuh fokus pada penambahan berat badan meskipun ada upaya untuk mengelola berat badan melalui diet dan olahraga. Gangguan hipothalamik juga dikaitkan dengan operasi otak atau hipotiroid