REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bagi sebagian orang, menggunakan toilet duduk di fasilitas umum bisa jadi sangat tidak nyaman. Salah satu faktor yang membuat seseorang berpikir dua kali untuk menggunakan toilet duduk adalah masalah kebersihan atau higienitas.
Digunakan bergantian oleh banyak orang, tidak sedikit yang beranggapan toilet duduk dapat menularkan kuman dan bakteri secara langsung ke pengguna melalui kontak atau alat kelamin dengan permukaan dudukan toilet. Sehingga, banyak yang memilih berjongkok meski saat menggunakan toilet duduk.
Menurut para ahli, dilansir Daily Mail, akhir pekan ini, anggapan tersebut sangatlah tidak tepat. Tubuh manusia sendiri pada dasarnya membawa hingga satu kilogram mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdiri dari bakteri, jamur, ragi, virus, dan parasit ini sebagian besar terdapat dalam usus.
Namun, kebanyakan penyakit usus merupakan hasil transfer bakteri dari tangan ke mulut bukan dari anus atau alat kelamin. Selain itu, kulit manusia juga ditutupi oleh lapisan bakteri dan ragi yang berfungsi sebagai pelindung yang sangat efektif.
Oleh karena itu, pengguna toilet duduk khususnya wanita tidak perlu berjongkok saat buang air kecil. Bahkan, jongkok sebenarnya dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain dan meningkatkan risiko infeksi.
Terapis fisik kesehatan wanita, Brianne Grogan, menjelaskan buang air kecil dengan cara berjongkok dapat menyebabkan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas yang akhirnya dapat menyebabkan peningkatan frekuensi dan urgensi buang air kecil. Dalam kasus-kasus ekstrem dapat meningkatkan infeksi kandung kemih.
Hal penting yang perlu dilakukan usai menggunakan toilet umum adalah menjaga kebersihan dengan mencuci tangan. Mencuci tangan secara menyeluruh dapat menghilangkan kotoran, bakteri, dan virus serta mencegah penyebaran mikroba ke orang dan benda lain.