Senin 04 Jun 2018 15:01 WIB

Camilan Malam Sebabkan Gangguan Tidur dan Obesitas

Kualitas tidur yang buruk mengawali pola senangnya mengemil malam hari.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Keripik kentang
Foto: pixabay
Keripik kentang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda dalam kebiasaan ngemil di tengah malam? Selain menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat, menurut sebuah studi baru itu juga dapat mengakibatkan tidur yang tidak berkualitas dan obesitas.

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk tampaknya menjadi faktor utama dari menginginkan makanan tertentu. Ini terkait dengan kemungkinan yang lebih besar dari peserta yang melaporkan obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.

"Studi laboratorium menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan keinginan makan junk food di malam hari, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan snack yang tidak sehat di malam hari. Kemudian mengarah ke kenaikan berat badan," kata Michael A. Grandner dari Departemen Psikiatri di University of Arizona di Tucson, AS, dilansir dari laman Indian Express, Senin (4/6).

"Hubungan antara tidur yang buruk, mengidam makanan pilihan dan camilan malam hari yang tidak sehat mungkin mewakili cara penting tidur membantu mengatur metabolisme," lanjut Grandner.

Sebuah survei berbasis telepon yang dilakukan untuk penelitian ini, yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-32 Associated Professional Sleep Societies LLC (APSS) di Baltimore, menganalisis data dari 3.105 orang dewasa. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 60 persen dari peserta melaporkan camilan malam hari secara teratur. Lalu dua pertiga melaporkan bahwa kurang tidur menyebabkan mereka mendambakan lebih banyak makanan pilihan.

Tim juga menemukan bahwa mengidam makanan tertentu dikaitkan dengan dua kali lipat peningkatan kemungkinan ngemil di malam hari. Lalu dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.

"Tidur semakin diakui sebagai faktor penting dalam kesehatan, di samping nutrisi. Studi ini menunjukkan bagaimana pola tidur dan pola makan saling terkait dan bekerja sama untuk meningkatkan kesehatan," kata Christopher Sanchez dari universitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement