REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa jam setelah matahari terbenam menjadi waktu tersulit bagi mereka yang sedang berjuang untuk melangsingkan tubuh alias para dieters. Studi menunjukkan seseorang yang sedang diet cenderung memiliki hasrat makan banyak pada malam hari, terutama ketika merasa stres.
"Kabar baiknya, informasi ini bisa membuat seseorang mengambil langkah untuk mengurangi risiko makan berlebihan pada malam hari dengan makan lebih awal di hari sama, atau menemukan cara alternatif mengurangi stres," kata Kepala Studi Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore, Susan Carnell, dilansir dari Web MD, Senin (28/5).
Penelitian ini fokus pada ghrelin atau dikenal dengan hormon kelaparan, serta hormon peptida YY yang menimbulkan sensasi rasa kenyang. Penelitian ini melibatkan 32 orang obesitas berusia 18-50 tahun. Separuh peserta bahkan didiagnosis mengalami gangguan makan, sehingga sering makan berlebih.
Semua peserta selama terlibat penelitian ini diminta berpuasa selama delapan jam, kemudian diberikan makanan cair dengan kandungan 608 kalori pada pukul 09.00 dan 16.00 sore. Sekitar dua jam setelah makan itu, peserta langsung stres.
Selang 30 menit kemudian peserta ditawari prasmanan yang sarat pizza, keripik, kue, dan permen cokelat. Tes darah melacak kadar hormon lapar sepanjang penelitian.
Tingkat hormon kelaparan meningkat dan tingkat hormon kenyang menurun drastis di malam hari dibanding pagi hari. Tes stres juga menunjukkan tingkat ghrelin lebih tinggi di malam hari. "Intinya adalah malam hari waktu berisiko tinggi untuk makan besar, terutama ketika Anda sedang stres," kata Carnell.
Studi ini baru saja dipublikasikan di International Journal of Obesity.