Selasa 24 Apr 2018 15:54 WIB

Berapa Banyak Uang Dibutuhkan untuk Bahagia?

Penelitian terbaru menemukan ada batasan seberapa tinggi penghasilan ideal.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Kebahagiaan oleh uang. Ilustrasi
Foto: Independent
Kebahagiaan oleh uang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uang tidak bisa membeli cinta, namun lembar kertas ini bisa mendatangkan kebahagiaan sampai titik tertentu. Penelitian terbaru menemukan ada batasan seberapa tinggi penghasilan ideal yang bisa membuat seseorang merasa bahagia dan sejahtera.

Mahasiswa doktoral di Departemen Ilmu Osikologi di Universitas Purdue, Andrew Jebb mengatakan selama ini orang merasa tidak ada batas ketika mereka berbicara tentang uang yang bisa mendatangkan kebahagiaan. Namun, Jebb dan rekan-rekannya mengatakan sesungguhnya uang itu ada ambang batasnya.

Jebb dan rekan-rekannya menggunakan data survei dari Gallup World Poll milik lebih dari 1,7 juta orang dewasa usia 15 tahun ke atas di 164 negara. Peserta diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kepuasan, kesejahteraan hidup, dan daya beli mereka.

Kesejahteraan emosional juga diteliti mengacu pada perasaan bahagia, gembira, sedih, dan marah seseorang dalam kesehariannya. Rata-rata penelitian ini mengungkapkan jumlah ideal harta berupa uang yang dinilai sudah bisa memberi kepuasan hidup seseorang adalah 95 ribu dolar AS atau Rp 1,32 miliar. Itu adalah level tertinggi, sementara level rata-rata yang membuat seseorang sejahtera secara emosional adalah 60-75 ribu dolar AS atau setara Rp 833 juta hingga Rp 1,04 miliar.

Angka di atas adalah angka umum. Di Australia dan Selandia Baru kebahagiaan meningkat ketika jumlah uang meningkat hingga 125 ribu dolar AS atau Rp 1,75 miliar. Angka berbeda dan lebih kecil ditunjukkan di negara-negara Amerika Latin dan Karibia, yaitu 35 ribu dolar AS atau Rp 486 juta.

Ambang batas kebahagiaan finansial di Amerika Utara mencapai 105 dolar AS atau Rp 1,45 miliar. Data ini menunjukkan bahwa pendapatan tinggi sangat penting bagi individu-individu yang tinggal di negara kaya.

"Sekali lagi, jumlah ini untuk individu dan kemungkinan jumlahnya lebih besar ketika dihitung dalam lingkup keluarga," kata Jebb, dilansir dari Live Science, Selasa (24/4).

Peneliti juga meriset pengaruh gender dan pendidikan terhadap pendapatan optimal individu. Secara keseluruhan, tidak ada bukti signifikan yang menunjukkan pendapatan dan kebahagiaan lebih kuat pada wanita atau pria. Namun, kepuasan akan uang berbeda-beda dirasakan individu berdasarkan tingkat pendidikannya.

Individu dengan pendidikan tinggi cenderung lebih positif dan kesejahteraan emosionalnya bagus ketika berpendapatan tinggi. Ini mungkin karena ada perbandingan sosial dengan rekan-rekan mereka.

"Uang hanya sebagian dari faktor kebahagiaan. Kita belajar lebih banyak lagi tentang batasan-batasan uang," kata Jebb dalam penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Nature Human Behavior awal tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement