REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli mengatakan, setiap orang dapat berupaya meningkatkan kegembiraan dalam hidup. Cara utama untuk melakukan hal ini adalah melalui momen kecil sehari-hari yang oleh beberapa ahli disebut sebagai perilaku mikro.
Ide tersebut dicetuskan oleh orang-orang di belakang The Big Joy Project, sebuah upaya gabungan antara para peneliti di Universitas California, Greater Good Science Center di Berkeley, dan para pembuat film dokumenter yang membuat film Mission: Joy. The Big Joy Project membuat studi global berbasis web yang menantang orang-orang untuk mengambil bagian dalam perilaku mikro yang menyenangkan selama 7 menit.
“Meskipun ini bukan istilah klinis, perilaku mikro yang menyenangkan adalah aktivitas kecil yang diambil dari literatur ilmiah, tentang apa yang disebut intervensi psikologi positif,” kata Direktur Sains Greater Good Science Center, Emiliana R Simon-Thomas.
Perilaku mikro ini diklaim terbukti menghasilkan peningkatan keterampilan yang penting untuk mengalami lebih banyak kegembiraan dalam hidup, atau sekadar mengubah proporsi pengalaman yang mungkin dimiliki seseorang pada hari tertentu yang lebih kondusif untuk kegembiraan. Berfokus pada momen kegembiraan yang tampaknya kecil, penting untuk kebahagiaan seumur hidup.
Dilansir laman Huffpost, para ahli membagikan contoh perilaku mikro yang menyenangkan, dan alasan untuk melakukannya dalam kehidupan sehari-hari:
1. Berdiam diri dalam rasa kagum
Simon-Thomas mengatakan, salah satu jenis perilaku kecil yang menyenangkan adalah menempatkan diri kita pada posisi terkagum. “Itulah yang kita rasakan ketika dihadapkan pada sesuatu yang luas dan luar biasa yang menantang pemikiran kita sehari-hari,” ujarnya.
Hal ini dapat mencakup berada di alam terbuka, menikmati pemandangan laut tanpa gangguan atau perbukitan. “Penelitian tentang rasa kagum menunjukkan bahwa orang-orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di alam terbuka, atau dalam konteks yang sangat kreatif di mana mereka mengalami pengalaman emosional yang penuh rasa kagum telah mendapatkan manfaatnya,” kata Simon-Thomas menjelaskan.
“Penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang merasa kagum, rasa kemanusiaannya akan bertambah, sehingga orang tersebut cenderung bermurah hati,” kata dia lagi.
2. Rayakan kebahagiaan orang lain
Mendengarkan pengalaman apa yang membawa kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar kita bisa menjadi perilaku kecil yang membahagiakan. “Ini berasal dari praktik di kalangan ilmiah yang disebut memanfaatkan peristiwa positif, dan idenya adalah memulai percakapan dengan orang lain tentang apa yang berjalan baik dalam hidup mereka, atau sesuatu yang mereka banggakan, atau sesuatu yang menginspirasi mereka,” papar Simon-Thomas.
3. Buat daftar rasa syukur
Ada alasan mengapa para profesional kesehatan mental sering menganjurkan daftar rasa syukur. “Kita tahu bahwa ketika orang-orang mempraktikkan rasa syukur, mereka merasa tidak terlalu mementingkan diri sendiri, mereka merasa sedikit lebih hangat serta optimis, dan mereka sering mengaitkannya dengan upaya dan kehadiran orang lain dalam hidup mereka,” kata Simon-Thomas.
Dosen ilmu psikologi dan otak di Washington University St Louis, Tim Bono menjelaskan, praktik bersyukur juga merupakan salah satu dasar psikologi positif. “Ada banyak hal yang menarik perhatian kita pada hal-hal negatif (dan ada banyak hal negatif di dunia dan kita harus memberi perhatian pada hal-hal itu), namun pastikan hal tersebut diimbangi juga dengan meluangkan waktu untuk bersyukur atas hal-hal positif,” kata Bono.
4. Terlibat dalam perilaku kebaikan secara acak
“Kami mendorong orang untuk mencoba melakukan tindakan kebaikan secara acak, jadi pilihlah hari tertentu dan bayangkan apa yang dapat kita lakukan untuk memberikan kecerahan pada orang lain,” kata Simon-Thomas.
Kita dapat melakukan ini untuk orang asing, tetangga, atau teman dekat. Tindakan kebaikan bisa berupa apa saja, mulai dari membukakan pintu untuk seseorang di tempat kerja, membuatkan roti pisang untuk tetangga, atau menyumbang untuk tujuan yang kita yakini.
5. Prioritaskan hubungan dengan orang lain
“Jika kita harus mereduksi semua psikologi positif menjadi satu data saja, hal ini akan menjadi soal kekuatan hubungan kita dengan orang lain,” kata Bono.
Jika kita harus membuat pilihan antara menghabiskan waktu ekstra di tempat kerja setiap malam dalam sepekan, atau sesekali menutup laptop dan mencari teman lalu pergi keluar untuk memperkuat ikatan yang kita miliki dengan mereka, pastikan kita melakukannya dengan seimbang. “Agar kita benar-benar mengutamakan koneksi kita dengan orang lain,” ujar Bono.