Sabtu 21 Apr 2018 04:16 WIB

Ini Tips Berhenti Merokok

Dalam sebatang rokok ada sedikitnya sekitar 4.000 racun karsinogenik termasuk tar.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Berhenti merokok (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Berhenti merokok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga medis hingga Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) memberikan tips dan strategi untuk menghentikan kebiasaan buruk merokok. Rokok mengandung senyawa kimia berbahaya tar yang bisa menyebabkan kanker. Anggota Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Feni Fitriani Taufik mengatakan, perokok aktif segera berhenti merokok total supaya tidak menderita kanker.

"Ini karena dalam sebatang rokok terdapat sedikitnya sekitar 4.000 racun karsinogenik termasuk tar. Tar merupakan hasil dari pembakaran yang berisi bahan-bahan karsinogenik," ujarnya, Jumat (20/4).

Ia menyebutkan, ada sekelompok DNA yang tidak mampu diperbaiki tubuh manusia secara terus-menerus dan itulah yang berkembang menjadi sel kanker. Ia mengatakan, langkah pertama yang dibutuhkan ialah motivasi berhenti merokok. "Memang tidak mudah tetapi bukan berarti tidak mungkin," katanya saat diskusi media bertema bagaimana mengatasi darurat asap rokok di Indonesia? Apa benar produk tembakau alternatif lebih rendah risiko?, di Jakarta.

Kemudian kalau perokok ini membutuhkan bantuan untuk berhenti, ia bisa berkonsultasi ke dokter atau ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Para perokok yang sudah memiliki niat untuk menghentikan kebiasaannya bisa menghubungi nomor 08001776565.

Ia menyebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang menyediakan layanan konseling bagi mereka yang ingin berhenti merokok di nomor ini. Atau bisa juga dengan melakukan opsi lain, yaitu menggunakan cara hipnoterapi atau mengonsumsi obat.

Sementara itu, Ketua KABAR dan peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia Amaliya menambahkan, selain cara-cara di atas, perokok bisa menggunakan alternatif rokok elektrik atau vape. Ia mengutip data dari Riset Public Health bahwa risiko perokok elektrik 95 persen lebih aman dibandingkan perokok tembakau. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement