Senin 16 Apr 2018 18:16 WIB

Sinar Matahari Pagi Bantu Turunkan Kadar Kolesterol

Studi menemukan sinar matahari pagi dapat menurunkan kadar kolesterol.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pancara sinar matahari
Foto: pixabay
Pancara sinar matahari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinar matahari menyehatkan tubuh karena mengandung vitamin D. Namun kini sinar matahari pagi juga disebut bisa menurunkan kadar kolesterol.

Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Jehangir Hospital di Pune dan Royal Manchester Children's Hospital di Manchester mengungkap manfaat lain dari vitamin D.

Asupan vitamin D ternyata membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Vivek Patwardhan, Anuradha Khaldikar, dan peneliti lainnya dari Jehangir Hospital meneliti sekitar 200 responden pria. Pada responden ditemukan penurunan kadar kolesterol apabila mereka semakin banyak terkena cahaya matahari pagi selama enam bulan. Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan di Indian Journal of Endocrinology and Metabolism.

Defisiensi vitamin D adalah fenomena yang banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, bahkan di wilayah yang kaya sinar matahari seperti India dan Timur Tengah.Masyarakat di India disebut makin sedikit tersiram cahaya matahari pagi. Bukan karena tidak adanya sinar matahari namun fenomena ini disebabkan pergeseran gaya hidup.

Masyarakat mewaspadai ancaman kanker kulit sehingga mengurangi paparan sinar matahari. Sebagai gantinya, mereka mengonsumsi suplemen vitamin D untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Menurut Khaldikar, penelitiannya bertujuan mengetahui efek sinar matahari terhadap lipid. "Kami mengamati efek sinar matahari pagi terhadap pria berusia 40 sampai 60 tahun di India. Penelitian ini berlangsung selama dua tahun dengan melibatkan 203 pria," ungkapnya.

Lepas dari pergeseran gaya hidup, berkurangnya paparan sinar matahari pagi ternyata berdampak buruk pada metabolisme lipid. Namun tim ilmuwan belum memiliki data lengkap mengenai hal ini.

Dari studi tersebut ditemukan sinar matahari pagi menurunkan kadar kolesterol secara signifikan. Namun efek yang sama tidak ditemukan bila individu memasok vitamin D dalam bentuk suplemen atau obat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement