REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda mendengar istilah affluenza? Kata affluenza pertama kali muncul dalam sejarah pada salah satu artikel MAP di tahun 1908 muncul pada James Douglas yang berjudul Things I Think About. Namun belakangan, istilah ini kembali muncul ke permukaan setelah pada 2013, seorang anak konglemerat kaya asal Texas, Amerika Serikat bernama Ethan Couch dengan arogannya telah menewaskan empat orang karena ulahnya berkendara dalam keadaan mabuk.
Publik Amerika menjadi geram akan ulah anak ini. Namun pengacara menyebutnya menderita affluenza yaitu penyimpangan perilaku akibat pola asuh yang penuh dengan kemewahan dan berbagai faktor eksternal lainnya seperti gaya hidup mewah. Orang-orang yang menderita affluenza memiliki pemikiran bahwa uang dapat membeli kebahagiaan.
Selain itu, mereka sering mengalami masalah dalam masyarakat normal mulai dari sulitnya membedakan antara benar dan salah hingga berkurangnya empati seiring meningkatnya arogansi. Menurut Independent Wealth Analys FX Iwan,Gejala inilah yang terdapat pada generasi milenial kelas menengah Indonesia bahkan diberbagai negara. Bila tren ini terus ada di kalangan milenial kelas menengah maka hal ini dapat berdampak pada ignorannya mereka untuk berinvestasi.
"Berbagai asumsi bermunculan dari pola gaya hidup milenial, salah satunya adalah kemungkinan bahwa mereka sulit untuk memiliki rumah karena tingkat konsumsi yang berlebihan untuk sekedar meningkatkan citra diri," terangnya lewat keterangan resmi. Oleh karena itu, Iwan berbagi kiat agar generasi milenial terhindar dari affluenza, berikut empat kiat tersebut:
Tetapkan Batas Pengeluaran
Kebebasan finansial (financial freedom) pada dasarnya adalah memiliki pendapatan pasif (passive income) yang terus mengalir tanpa dipengaruhi oleh kondisi pendapatan dari hasil bekerja seseorang. Ada dua variabel yang dapat di sesuaikan untuk mencapai kebebasan finansial yaitu meningkatkan pendapatan pasif atsu mengurangi pengeluaran.
Jangan Biasakan Shortcut
Banyak penelitian yang mengatakan bahwa milenial adalah generasi impulse buying yang menyebabkan banyak dari mereka tidak dapat mengendalikan keinginan untuk menunggu waktu dalam mendapatkan sesuatu. Berutang bisa dijadikan sebagai jalan pintas atau shortcut dibandingkan mengumpulkan uang. Hal ini dapat berdampak buruk manakala mereka mengalami ketidakmampuan dalam membayar hutang karena hutang adalah salah satu gejala yang paling yang paling banyak ditemui dari affluenza.
Buat Smart Shopper
Dengan bantuan teknologi, berbagai aplikasi untuk mengatur keuangan telah banyak tersedia. Salah satunya adalah ragam aplikasi smart shopping. Jenis aplikasi ini mampu membantu pengguna dalam memaksimalkan kantong belanjaan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Mulailah Berinvestasi
Kunci dari kebebasan finansial (financial freedom) adalah dengan memiliki pendapatan pasif yang salah satunya dapat dicapai melalui investasi. Bila tidak tahu harus memulai investasi karena terbatasnya pengetahuan, maka mulailah dengan menjadi investor konservatif dengan toleransi risiko rendah. Ini akan memberi alternatif cara untuk membuat uang berkembang, sementara itu kita dapat belajar lebih banyak tentang investasi. "Mintalah penasihat investasi yang ada di bank Anda untuk memberikan saran dalam proses pembelajaran ini. Walaupun dalam jumlah yang kecil, namun kita telah belajar untuk mengembangkan dana yang kita miliki agar lebih produktif," tutup Iwan.