REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benarkah cantik harus selalu berkulit putih serta bertubuh tinggi dan langsing? Mengapa industri kecantikan di Indonesia seolah mendikte bahwa cantik identik dengan penanda-penanda tersebut?
Kritik terhadap standar kecantikan itu akan banyak dijumpai saat menyimak film drama komedi Kenapa Harus Bule?. Sinema arahan sutradara Andri Cung tersebut juga memuat kritik atas supremasi kulit putih.
Diakui atau tidak, masih banyak orang Indonesia yang menganggap bule atau warga keturunan Eropa lebih superior dibandingkan ras lain. Pandangan itu pun berkaitan dengan tokoh utama film, Pipin Kartika (Putri Ayudya).
Akibat sering dirisak karena berkulit gelap, Pipin tumbuh dewasa dengan obsesi menikahi pria bule. Alasannya, ia ingin 'memperbaiki keturunan' dan merasa hanya pria bule yang menganggapnya cantik dan eksotis.
Andri yang menjadi sutradara sekaligus penulis skenario film mengatakan, film terinspirasi dari pengalaman salah seorang sahabat dekatnya. Seperti Pipin, kawan perempuan Andri juga kerap dirisak dan terobsesi menikah dengan bule.
Terlepas dari isu sosial yang diusungnya, film yang berlatar di Bali ini menyimpan pesan untuk menghargai diri sendiri. Andri yang menyelesaikan pendidikan produksi film dan televisi di Sydney, Australia, berharap penonton belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain.
"Film ini adalah tentang penerimaan diri yang dikemas dalam kisah pencarian cinta," kata sineas yang menyutradarai film debut layar lebar berjudul The Sun, The Moon, and The Hurricane pada 2014 itu.
Kenapa Harus Bule? dibintangi Putri Ayudya, Michael Kho, Natalius Chendana, dan Cornelio Sunny. Film berdurasi 95 menit itu adalah proyek kolaborasi Kalyana Shira Films, Good Ship Productions, dan layanan streaming Viu.