Rabu 21 Mar 2018 05:32 WIB

Depresi Sebabkan Gangguan pada Memori

Gangguan memori terjadi ketika seseorang tidak dapat sepenuhnya mengambil informasi.

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
Depresi. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Depresi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UTAH --  Hidup dengan depresi dapat menyebabkan sejumlah masalah, termasuk kurang tidur dan meningkatnya stres. Kini, berdasarkan penelitian terbaru, orang yang menderita depresi kemungkinan juga akan mengalami gangguan dalam ingatan.

Dilansir dari Independent, Selasa (20/3) peneliti di Universitas Brigham Young di Utah, Amerika Serikat menyebutkan bahwa gangguan memori terjadi ketika seseorang tidak dapat sepenuhnya mengambil informasi baru karena kenangan atau pikiran masa lalu.

Untuk mengeksplorasi apakah ada korelasi antara depresi dan gangguan ingatan, Profesor Donald Shelton dan Profesor Brock Kirwan dari Departemen Psikologi di Universitas Brigham Young melakukan tes pemisahan pola dengan 98 orang dewasa.

Selain harus mengisi kuesioner mengenai tingkat depresi dan kecemasan, para peserta juga harus mengisi kualitas tidur mereka dan seberapa banyak dalam berolahraga. Para periset mencatat bahwa mereka yang memiliki skor depresi lebih tinggi cenderung mendapatkan skor yang lebih rendah pada tes pemisahan pola mereka.

Tes pemisahan pola terdiri dari menghadirkan peserta dengan serangkaian objek di layar komputer, beberapa di antaranya akrab dan yang lain tidak. Mereka dengan tingkat depresi yang lebih tinggi berjuang untuk membedakan antara objek serupa atau yang hampir sama. Namun, ini tidak berarti bahwa mereka menderita amnesia

"Ada dua area di otak Anda di mana Anda tumbuh sel-sel otak baru. Salah satunya adalah hippocampus, yang terlibat dalam memori. Ternyata pertumbuhan ini menurun dalam kasus depresi," jelas Kirwan.

Sebuah penelitian terbaru oleh University of Illinois juga telah mengungkapkan bahwa mereka yang mencoba menekan emosi negatif dapat mengurangi dampak dari kenangan negatif. Para peneliti berharap bahwa temuan mereka dapat mengarah pada perawatan yang lebih baik untuk orang-orang depresi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement