Kamis 01 Feb 2018 06:28 WIB

Menyeruput Kopi Khas Melbourne di St. Ali Family

St. Ali menggunakan beragam jenis kopi, terutama yang sedang musim.

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Cappuccino, menu andalan dan terlaris dari kelas di coffee house St. Ali Family Jakarta.
Foto: Republika/Nora Azizah
Cappuccino, menu andalan dan terlaris dari kelas di coffee house St. Ali Family Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca Jakarta cukup bersahabat, Senin (30/1). Meski memasuki siang hari, matahari masih malu-malu ke luar. Mendung tidak, begitu pun terik. Selain kasur, duduk di kedai kopi bisa mengobati rasa malas beraktivitas. Kedai kopi St. Ali Family Jakarta cukup ramai meski belum memasuki jam makan siang. Terletak di Setiabudi One Building, lokasi tersebut terbilang strategis berada di tengah apartemen dan perkantoran.

St. Ali Family Jakarta bukan warung kopi baru di Ibu Kota. Keberadaannya sudah ada sejak dua tahun lalu. Namun sebagian pencinta kopi mungkin belum pernah mampir ke coffeehouse dengan gaya open bar tersebut. Kedai St. Ali memang baru satu saja di Indonesia. Bila belum sempat berkunjung, warung kopi yang satu ini patut dicoba. Terutama jika bosan menikmati secangkir kopi lokal.

Pencinta kopi bisa menyeruput secangkir kopi khas Melbourne, Australia, ala St. Ali. Menu tersebut bukan kebetulan disuguhkan. Kedai St. Ali memang berasal dari Melbourne. Hebatnya, St. Ali tidak membuka cabang di negara luar Australia, dan Kota Jakarta menjadi yang pertama dan satu-satunya di negara asing. "Kami bisa buka di Jakarta karena pertemanan dan kepercayaan," kata Coffee Quality & Marketing Manager St. Ali Family Jakarta Mikael Jasin kepada Republika.co.id, saat ditemui di St. Ali Family Jakarta.

St. Ali Family merupakan sebuah perusahaan yang memiliki gerakan indenpendent coffee shop. Gerakan tersebut mengartikan bahwa kedai kopi independen bisa bersaing dengan merek raksasa. Menu kopi juga disajikan berbeda dengan pilihan biji kopi terbaik. Dalam pemilihan biji kopi, St. Ali melakukan survei langsung ke daerah-daerah di dunia sehingga bertemu langsung para petani kopi.

Uniknya, St. Ali tidak monoton dalam menggunakan kopi. Kedai menggunakan beragam jenis biji kopi dari berbagai daerah dunia bergantung pada musim. Di awal atau akhir tahun biasanya kopi Indonesia sedang panen. Seperti saat ini, selama tiga bulan terakhir St. Ali menggunakan biji kopi Aceh Gayo yang sedang musim. Pilihan tersebut juga membuat menu kopi menjadi beragam.

Untuk blend coffee atau kombinasi beberapa biji kopi, St. Ali mempunyai dua jenis, yakni Orthodox dan Sterling. Campuran Orthodox merupakan resep dari Melbourne dengan menggunakan biji kopi Brazil dan Colombia. Bubuk Orthodox khusus untuk meracik kopi susu, dan profil kopi selalu mengikuti resep khusus dari St. Ali Melbourne. Kemudian blend coffee Sterling menggunakan biji kopi sesuai musim. Sterling dipakai untuk membuat jenis kopi hitam, seperti Espresso atau Long Black.

Pengunjung juga bisa mencoba Manual Brew dengan blend yang berbeda-beda. "Formulanya selalu kopi dari Indonesia," ujar Mikael. St. Ali juga mempunyai menu spesial dari limited rilis manual brew, yakni menggunakan biji kopi dengan jumlah terbatas. Biasanya biji kopi ini hanya ada seikitar empat ton saja di dunia. St. Ali sengaja memberikan menu tersebut untuk memperkenalkan kopi secara berbeda bagi pencintanya.

Cappuccino menjadi salah satu menu andalan dan terlaris di St. Ali Family Jakarta. Secangkir cappuccino lebih nikmat diseruput selagi hangat. Menikmati cappuccino sebaiknya tidak lebih dari waktu setengah jam. Bahkan, cappucino lebih baik diminum dalam waktu cepat. Racikan cappucino sudah dibuat dengan temperatur tertentu sehingga bisa langsung diseruput.

Bila menyukai kopi dingin atau dalam bentuk es, St. Ali menciptakan Es Kopi Susu dalam botol. Meski di dalam botol, St. Ali meracik dan mengemas kopi susu pada hari yang sama untuk dijual. Itu sebabnya rasa kopi tetap segar sehingga tidak seperti kopi susu kemasan yang lain. Kopi susu botol dibuat dan dikemas di Jakarta.

photo
Es Kopi Susu kemasan botol ala St. Ali Family Jakarta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement