REPUBLIKA.CO.ID, Kalau menyebut wisata bahari, terutama alam bawah laut di Indonesia, tidak lengkap jika tidak menyebut Taman Nasional Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Meskipun, di Indonesia, masih ada lokasi wisata yang sama dengan Wakatobi, yaitu Bunaken (Sulawesi Utara) dan Raja Ampat (Papua Barat).
Wakatobi yang memiliki luas keseluruhan 1,39 juta hektare tersebut merupakan singkatan dari nama empat pulau besar di kawasan tersebut, yaitu Wanci, Kalidupa, Tomia, dan Binongko dengan ibu kota kabupaten terletak di Wangi-wangi.
Wakatobi juga merupakan nama kawasan taman nasional, dengan luas keseluruhan 1,39 juta hektare. Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu daerah konservasi laut di Indonesia dengan prioritas tertinggi, yakni menyangkut keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang alami.
Keindahan alam bawah laut yang memiliki 25 buah gugusan terumbu karang, yang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Serta memiliki ragam spesies ikan sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias. "Wakatobi itu indah di bawah laut," kata Sekda Kabupaten Wakatobi Muh. Ilyas Abibu.
Ada beberapa pantai yang menjadi titik-titik untuk berlayar mencari pemandangan bawah laut di Wakatobi, di antaranya adalah Pantai Cemara yang hanya beberapa kilometer dari Bandara Matahora Wakatobi.
Di pantai tersebut sudah tersedia kapal-kapal mesin yang siap mengantarkan wisatawan ke beberapa titik untuk melihat keindahan bawah laut. Begitu wisatawan datang, para pemilik kapal akan menawarkan jasa untuk melakukan penyelaman atau diving atau menyelam di permukaan air laut atau "snorkeling".
Untuk menikmati keindahan itu wisatawan tidak perlu membawa peralatan sendiri untuk melakukan penyelaman karena para pemandu wisata di pantai tersebut sudah menyiapkan peralatannya, termasuk peralatan keselamatan bagi para penyelam juga sudah disiapkan.
Bagi wisatawan yang tak ikut menyelam tetap bisa menikmati keindahan laut di pinggir laut sambil menikmati deburan ombak di pantai dan semilirnya angin pantai sambil menikmati jajanan yang dijajakan pedagang setempat.
Pemerintah berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan pariwisata di Tanah Air untuk menciptakan "Bali Baru" dan menetapkan 10 tujuan atau objek wisata. Ke-10 tujuan wisata itu membentang dari barat hingga ke wilayah timur Indonesia.
Mulai dari Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Morotai (Maluku Utara), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara).
Bandara Matahora
Untuk mendukung pengembangan wisata di Wakatobi tentunya tidak lepas dari peran dan keberadaan bandar udara (bandara) karena bandara merupakan salah satu pintu masuk bagi wisatawan selain menggunakan jasa kapal laut.
Di Wakatobi memang sudah ada satu bandara, yaitu Matahora, tetapi sekarang hanya diterbangi pesawat kecil dari Kendari (Sultra) atau Makassar (Sulsel). Tentunya untuk mendukung penetapan Wakatobi sebagai salah satu tujuan wisata nasional tersebut masih diperlukan adanya bandara yang memadai supaya wisatawan bisa langsung terbang ke daerah tujuan.
"Biasanya wisatawan tidak mau berlama-lama berada di perjalanan sehingga Bandara Matahora harus dikembangkan menjadi bandara internasional," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Wakatobi Ilyas.
Selama ini, kata dia, kalau ke Waktobi, bapak-bapak berangkat dan pulang dengan pesawat yang sama. Pihaknya mengaku bersyukur sejak 19 Oktober sudah ada tambahan satu maskapai, yaitu Garuda yang menerbangi ke Wakatobi.
Bandara Matahora di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, bakal dijadikan bandara internasional untuk mendukung pengembangan pariwisata daerah setempat. Bandara Matahora, kata Sekda Kabupaten Wakatobi Muh. Ilyas Abibu, ditargetkan bisa menjadi bandara internasional pada 2019.
Menurut dia, peningkatan status bandara ini karena Wakatobi terpilih menjadi salah satu dari 10 tujuan wisata yang ditetapkan oleh pemerintah. Ia mengatakan, pada 2019 Wakatobi ditargetkan bisa menggaet kunjungan 500 ribu wisatawan.
Ilyas mengatakan bahwa untuk mendukung peningkatan bandara ini menjadi bandara internasional maka perlu ada pembenahan, seperti landasan pacu. Sekarang ini landasan pacu Bandara Matahora panjangnya baru 2.000 meter dan rencananya akan ditingkatkan menjadi panjang 2.500 meter dengan lebar 45 meter.
Ia mengatakan bahwa wisatawan mancanegara tidak ingin waktunya habis di perjalanan karena untuk menuju ke Wakatobi harus melalui jalur Singapura-Jakarta-Makassar-Kendari baru kemudian ke Wakatobi.
Pihaknya berharap dengan penetapan Wakatobi sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata nasional ada penerbangan langsung dari Singapura ke Wakatobi pada 2019 mendatang.