Kamis 07 Dec 2017 10:48 WIB

Hong Kong Bukan Sekadar Surga Belanja

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Indira Rezkisari
Turis berfoto dengan latar belakangan Kota Hong Kong.
Foto: EPA
Turis berfoto dengan latar belakangan Kota Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini Hong Kong dikenal sebagai salah satu destinasi utama wisata belanja. Tidak terkecuali bagi warga Indonesia, yang ingin berburu merek-merek terkenal dunia di salah satu daerah administratif khusus Republik Rakyat Cina tersebut. Namun, ternyata ada sisi lain dari Hong Kong yang dianggap layak untuk dijadikan destinasi wisata atau atraksi wisata bagi para pelancong, terutama wisatawan dari kalangan generasi milenial.

Di sisi lain, munculnya generasi milenial, yang lahir antara 1980 hingga 1994, juga ikut mengubah perilaku para wisatawan atau travellers. Berdasarkan data, dibanding generasi-generasi sebelumnya, generasi milenial banyak yang tertarik untuk melakukan perjalanan wisata. Sebanyak 85 persen dari generasi milenial yang melakukan liburan tertarik untuk mendapatkan pengalaman baru dan melihat tradisi-tradisi lokal di tempat wisata.

Sementara 69 persen ingin mencicipi kuliner-kuliner khas dari lokasi yang mereka kunjungi. Melihat pergeseran ini, Badan Pariwisata Hong Kong (HKTB) pun menawarkan berbagai pengalaman baru terhadap para wisatawan, terutama untuk generasi milenial. Jika sebelumnya, Hong Kong dikenal sebagai surga belanja, namun Hong Kong juga menawarkan pengalaman-pengalaman yang beragam saat berwisata ke daerah bekas koloni Inggris tersebut.

''Kami ingin wisatawan juga merasakan pesona Hong Kong, bukan hanya dikenal sebagai tempat belanja, tapi juga ada budaya, kuliner khas Hong Kong, dan festival-festival budaya, serta pengalaman aktivitas luar ruang,'' tutur Southeast Asia Regional Director of Hong Kong Tourism Board, Simon Wong, kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (6/11).

Simon menambahkan, HKTB juga menawarkan pengalaman merasakan kehidupan warga-warga lokal di Hong Kong. Mulai dari merasakan berbagai cita rasa khas Hong Kong, seperti egg tart ataupun berbagai jenis dim sum, hingga naik salah satu transportasi umum di Hong Kong, Trem. Bahkan, para wisatawan juga dapat melakukan aktivitas luar ruang yang menyenangkan dan bisa melihat pemandangan pegunungan dan alam yang asri.

''Selama ini, Hong Kong dikenal dengan deretan gedung-gedung tinggi. Tapi sebenarnya ada sisi lain dari Hong Kong yang bisa dilihat oleh wisatawan, sebanyak 60 persen wilayah Hong Kong masih ditumbuhi tanaman hijau, seperti kawasan pegunungan dan pemandangan alam di Victoria Park, yang hanya satu jam berkendara dari pusat kota,'' tuturnya.

Untuk memberikan pengalaman berbeda ini, HKTB sebelumnya sempat menggelar kampanye ''Great Outdoor Activities''. Dalam kampanye ini, HKTB memberikan kesempatan pada wisatawan untuk berlibur dan merasaka hiking di Victoria Park. Selain itu, para wisatawan juga dapat merasakan menggunakan transportasi publik di Hong Kong, termasuk menaiki kapal ferry di Teluk Hong Kong.

Sementara untuk wisata budaya, Hong Kong juga dapat dijadikan destinasi wisata, terutama pada saat awal-awal tahun dan berbarengan dengan perayaan tahun baru Cina, Imlek. Pada saat itu, sejumlah desa-desa di Hong Kong bagian Utara masih melaksanakan tradisi makan bersama. ''Biasanya pada bulan Februari hingga Maret, ada banyak agenda acara yang berkaitan dengan tradisi, seperti tradisi perayaan tahun baru Cina,'' ujar Simon.

Tidak hanya itu, salah satu atraksi wisata unggulan di Hong Kong adalah Symhony of The Light. Atraksi ini menyajikan keindahan pertunjukan lampu yang dinyalakan secara bergantian di 44 gedung pencakar langit di Hong Kong. Atraksi lampu ini dimulai pada pukul delapan malam waktu setempat setiap malam, dan dapat dilihat dengan jelas dari arah Pelabuhan Victoria.

Simon pun menyarankan, bagi para generasi milenial yang ingin berlibur di Hong Kong, tentukan terlebih dahulu pengalaman yang ingin didapatkan. Kemudian disesuaikan dengan waktu kunjungannya. Misalnya, lanjut Simon, buat para generasi milenial yang ingin merasakan pengalaman luar ruang, dapat berkunjung ke Hong Kong pada Oktober dan November, berbarengan dengan event sepeda internasional.

Kendati begitu, Simon menegaskan, meski Hong Kong mengalami empat musim, tapi wisata ke Hong Kong bisa dilakukan sepanjang tahun. ''Musim dingin di Hong Kong tidak seperti musim dingin di negara lain, yang tertutup salju. Tapi kami tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Sejumlah festival budaya pun digelar hampir sepanjang tahun,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement