Selasa 28 Nov 2017 13:15 WIB

Rahasia Hidup Bahagia Versi Riset Harvard

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: pixabay
Ilustrasi Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaimana cara mengetahui tingkat kebahagiaan dalam hidup? Kebahagiaan tidak seperti berat badan atau tinggi tubuh yang bisa diukur dengan angka. Kebahagiaan melibatkan perasaan yang terkadang susah diungkapkan dengan kata-kata.

Pertanyaan ini rupanya mengusik benak para ilmuwan di Universitas Harvard. Dalam kurun 75 tahun terakhir mereka menyelidiki apa yang menjadi penentu utama kebahagiaan seorang manusia. Penelitian jangka panjang itu disebut dengan Grant Study.

Hasilnya, resep bahagia ternyata sangat sederhana. "Hubungan yang baik dengan sesama manusia membuat hidup lebih bahagia dan lebih sehat," demikian kesimpulan yang dituliskan di akhir penelitian.

Dikutip dari laman Indy 100, studi yang dilakukan oleh Study of Adult Development di Harvard Medical School ini dimulai dengan melibatkan 724 pria yang dibagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah mahasiswa Harvard angkatan 1938 ketika studi ini dimulai.

Kelompok kedua adalah anak-anak yang tumbuh dari permukiman miskin di Boston. Hingga akhir penelitian, masih ada 60 responden yang masih hidup dan berpartisipasi.

Psikiater Robert Waldinger, selaku direktur studi saat ini, menjabarkan mengapa hubungan yang baik berpengaruh besar terhadap kebahagiaan dalam hidup. Mereka yang punya masalah dalam interaksi sosial atau hidup sendiri cenderung lebih rentan terkena penyakit. Kesendirian disebut memicu seseorang menjalani gaya hidup tidak sehat.

Untuk sampai pada kesimpulan studi, para ilmuwan mengumpulkan informasi kehidupan para responden. Ilmuwan mewawancarai individu-individu, mengirim daftar pertanyaan, menscan otak, dan memantau tekanan darah. Para peneliti juga mempelajari rekam medis partisipan dan berdiskusi dengan keluarganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement