REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib mengatakan, kegiatan "gawe beleq" atau pesta besar Festival Mataram yang merupakan ajang promosi pariwisata Mataram dipusatkan di dua tempat.
"Untuk Festival Mataram tahun ini kami pusatkan di dua tempat, yakni di Taman Monumen Bumi Gora dan Lapangan Sangkareang," katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.
Rangkaian kegiatan Festival Mataram dimulai pada 23-25 November 2017, dengan empat agenda utama, yakni festival permainan rayat, pergelaran seni dan budaya, festival kuliner serta parade seni dan budaya. Festival permainan rakyat, pergelaran seni dan budaya serta festival kuliner dilaksanakan tanggal 23-24 November 2017 di Taman Monumen Bumi Gora Jalan Udayana.
Sementara parade seni dan budaya yang merupakan puncak acara Festival Mataram dilaksanakan tanggal 25 November 2017 di Lapangan Sangkareang. "Sejauh ini persiapan untuk 'gawe beleq' tersebut sudah mencapai sekitar 80 persen," katanya.
Menurutnya, untuk tahun ini dalam parade seni dan budaya, sudah ada dua daerah yang menyatakan siap ikut serta, yakni Bali dan Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Dua daerah ini menyatakan siap ikut serta dalam kegiatan parade seni dan budaya. Selain itu peserta dari Bali juga akan menampilkan berbagai desain terbaru dari salah satu komunitas seni budaya.
"Rencananya hari ini yang dari Bali akan tiba, tapi rombongan dari Padang belum ada konfirmasi lagi," katanya.
Untuk daerah-daerah lain, Dispar juga telah melakukan komunikasi agar dapat ikut serta berpartisipasi. Namun beberapa daerah berhalangan karena adanya kegiatan yang sama pada waktu tanggal yang sama.
Seperti Kota Surakarta yang menyatakan sangat ingin ikut serta, namun mereka masih sibuk dengan rangkaian acara pernikahan putri Presiden RI, Banyuwangi juga berhalangan karena adanya kegiatan Festival Film Indonesia, begitu juga dengan Gorontalo sedang melaksanakan kegiatan Gorontalo Sale sehingga tidak bisa ikut serta.
Karenanya, lanjut Latif, dalam kegiatan parade seni dan budaya, peserta akan dihadirkan dari enam kecamatan dengan membawa seni dan tradisi unggulan di setiap kecamatan.
Kota Mataram memiliki penduduk yang heterogen sehingga punya keunikan seni dan budaya tersendiri di setiap kecamatan dengan melibatkan peran serta masyarakat, termasuk sanggar-sanggar kesenian yang ada. "Dalam parade tahun ini, kami lebih kepada nuansa religi, sesuai dengan moto Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya," katanya.