Senin 13 Nov 2017 15:44 WIB

Orang Tua Masa Kini Makin Jarang Mendongeng

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Anak-anak Aceh sedang mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh Pendongeng dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia dalam rangka Roadshow Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII).
Foto: Republika/Desy Susilawati
Anak-anak Aceh sedang mendengarkan dongeng yang dibawakan oleh Pendongeng dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia dalam rangka Roadshow Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII).

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Maraknya penggunaan gawai saat ini di tengah masyarakat Indonesia membuat tradisi mendongeng semakin tergeser. Peran dongeng di rumah sudah digantikan oleh berbagai gim dan aplikasi yang ada digawai.

Hal ini diungkapkan oleh pendongeng dari Ayo Dongeng Indonesia (Ayodi), Rika Endang Triyani di sela acara Roadshow Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) 2017 yang diselenggarakan oleh Komunitas Ayodi dan Danone Bintang Nutricia di Aceh, Sabtu (11/11).

"Dongeng enggak pernah mati. Hanya saja orang tua berkurang yang melakukan dongeng. Harusnya dongeng dari orang tua ke anak. Sekarang tren bergeser ke gadget. Ngobrol sama anak saja lewat WA," ujarnya.

Karena itulah komunitas Ayodi ingin membangkitkan lagi virus dongeng. Dengan dongeng komunikasi lebih baik melalui mengajarkan anak bercerita. Orang tua memberikan  contoh pada anak  otomatis anak terbiasa mengekuarkan isi hati dan cerita apa yang terjadi hari ini.

"Bangkitkan lagi, ayo orang tua, kakek, nenek, bapak ibu guru mulai lagi dongeng. Dengan dongeng bisa sampaikan sesuatu tanpa harus menggurui. Anak enggak terasa karena kita pakai side kick. Tidak langsung. Sebenarnya kena tapi enggak kerasa," tambahnya.

Untuk membangkitkan kembali dongeng di Indonesia, Ayodi bekerja sama dengan PT Nutricia Indonesia Sejahtera. Mengambil tema “Cerita Ajaib”, FDII 2017 melibatkan 50 pendongeng atau penampil dari dalam dan luar negeri, serta sekitar 150 relawan yang akan membawakan cerita ke seluruh anak negeri, baik di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, hingga Banda Aceh.

“Selain pemenuhan nutrisi yang tepat, Nutricia berkomitmen membantu kecerdasan kognitif anak demi tumbuh kembang optimal. Tahun ini, kami juga menunjukkan komitmen tersebut melalui karyawan-karyawan Danone yang sangat bersemangat membawakan dongeng untuk menghibur dan mengedukasi anak mengenai pola hidup sehat,” ujar Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.

Edukasi melalui berbagai kanal merupakan hal yang penting, mengingat Indonesia masih memiliki beban ganda masalah nutrisi, yaitu kelebihan nutrisi (overweight) dan kekurangan nutrisi (stunting). Apalagi di Indonesia, 37,2 persen balita, atau sekitar 84 juta jiwa, menderita stunting. Masalah ini tidak dapat ditanggulangi hanya oleh satu orang dengan instan, tetapi membutuhkan edukasi mengenai pangan, hingga gaya hidup. Kegiatan mendongeng diharapkan dapat menjadi salah satu sarana menarik untuk mengedukasi anak mengenai hal tersebut.

Atas kondisi di atas, Nutricia melalui program Bintang Nutricia merasa bahwa dongeng bisa menjadi jembatan psikologis antara orang tua dan anak dan juga sebagai media yang sangat tepat untuk memberikan pemahaman tentang nutrisi dalam proses tumbuh kembang anak. “Mendongeng adalah salah satu media yang tepat untuk menyampaikan nilai-nilai dari rumah mengenai pentingnya nutrisi, nilai-nilai budi pekerti, moral dan pembentukan karakter anak dalam proses tumbuh kembangnya,” jelas Fauziah Syafarina Nasution, perwakilan dari Bintang Nutricia.

Pada FDII 2017, karyawan Danone Indonesia turut serta tampil menjadi sukarelawan untuk menghibur anak-anak dengan dua cerita yang bertujuan untuk memperkenalkan anak dengan buah dan sayur, serta mengajarkan anak tentang gaya hidup sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement