REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Mendongeng pada anak sudah banyak dilakukan oleh orang tua zaman dulu. Bahkan dongeng sudah ada sejak abad 18.
Sayangnya di era saat ini, dongeng sudah semakin langka. Padahal manfaat yang bisa dipetik dari dongeng ini banyak. Lantas dongeng seperti apa yang cocok untuk anak-anak? Berapa lama durasinya dan kapan harus dilakukan?
Pendongeng dari Ayo Dongeng Indonesia (Ayodi), Rika Endang Triyani, menjelaskan pada dasarnya dongeng bisa diberikan pada siapa saja. Dari anak bayi sampai lansia. Dongeng bukan hanya untuk anak tapi juga keluarga.
Namun dongeng yang diberikan haruslah sesuai dengan usia. "Sesuaikan dongeng dengan usia anak. Anak PAUD sampai anak enam SD, cerita untuk anak kecil cerita sederhana. Misalnya burung hantu terbangun, burung hantu berbunyi. Balik selesai," ujarnya.
Sementara untuk kelas enam SD ke atas, pendongeng bisa membawa mereka ke cerita dengan sejarahnya. Anak juga sudah mulai mengerti cerita yang berat. Ia menyarankan menambah bumbu action supaya anak tidak bosan. Sebab cerita yang datar tidak memberikan interaksi ke anak yang sudah cukup besar.
"Dongeng harus ekspresif ada suara, gestur, ekspresi dan juga kekuatan cerita," ujarnya. Untuk durasi, menurut Rika, untuk anak PAUD di bawah lima tahun cukup lima sampai 10 menit untuk satu cerita. Untuk anak yang sudah lebih besar sampai usia enam SD, bisa diberikan dongeng sampai setengah jam. Selama itu mereka masih bisa fokus.
Kapan waktu yang tepat untuk mendongeng? Menurut Rika lihat dulu apa tujuan mendongeng. Kalau mau menanamkan sesuatu di bawah sadar anak, waktu masuk ke gelombang otak yang paling tepat adalah saat mau tidur. Ketika itu bacakan dongeng secara pelan dan santai.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
