Rabu 25 Oct 2017 13:23 WIB

Ini Cara Mengenali Sayur dan Buah Organik

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Sayuran organik
Foto: Prayogi/Republika
Sayuran organik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren hidup sehat yang semakin meningkat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi sayuran organik daripada non organik. Alasannya sederhana saja karena sayuran organik lebih aman dikonsumsi karena saat dibudidayakan tidak menggunakan bahan kimia baik pada saat pemupukan maupun pada saat dilakukan penyemprotan hama.

Ketua Umum Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina), Djoko Sidik Pramono, mengatakan cara membedakannya secara kasat mata tak terlalu sulit meski tetap harus dipastikan secara laboratorium terkait pencemaran pestisida. "Makanan organik lebih bergizi dan tidak berbahaya bagi kesehatan," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (25/10).

Untuk membedakan buah dan sayuran organik, berikut tipsnya.

Kulit atau tampak luar

Sayur dan buah organik biasanya tak terlalu bagus secara fisik. Biasanya di sepanjang daun atau kulit terdapat lubang sisa-sisa dimakan serangga. Ketika ingin buah dan sayur yang mulus, justru organik secara fisik kurang bagus.

Rasa

Rasa sayur dan buah organik umumnya lebih enak dan manis. Rasanya jauh lebih segar karena tumbuh secara alami bukan direkayasa atau didorong dengan bahan-bahan kimia.

Kandungan gizi

Kandungan gizi dan buah organik tentu dua kali lipat lebih baik ketimbang yang bukan. Nilai gizinya jauh lebih baik dan tentu dapat menambah vitamin serta mineral lebih banyak.

Saat ini, masyarakat juga bisa mendapatkan buah dan sayur organik secara mudah dan murah. Maklum saja, makanan organik terkenal lebih mahal ketimbang non-organik.

Kementerian Pertanian dan AEON Mall bekerja sama dalam menyelenggarakan Farm To Table dengan mengusung gaya hidup sehat melalui buah dan sayur lokal dan organik. Acara ini bertujuan agar masyarakat mulai beralih kepada hidup sehat melalui asupan gizi yang berkualitas.

Terdapat sekitar 30 hingga 40 item yang dijajakan oleh para petani lokal serta buah langka sebanyak 12 item yang berasal dari Indonesia, seperti alkesa, gohok, matoa, abiu, duren pelangi, buah tin, buah namnam dan sebagainya.

"Jumlah ragamnya banyak dan yang pasti produk dari petani lokal. Harganya mulai dari Rp 15 ribu per kilogram karena kita menjual dengan harga petani, bukan pedagang," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement