Senin 16 Oct 2017 17:07 WIB

Kuliner Modern Berbahan Sagu, Jelai, dan Rebung Kering

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Makaroni. Ilustrasi
Foto: Allwomenstalk
Makaroni. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan berbahan sagu dan rebung amat lekat dengan kesan tradisional. Begitu pula dengan jelai, makanan pokok suku Dayak yang kini kian tersisihkan akibat kehadiran beras dan tepung terigu. Karena keberadaannya yang jarang diperhatikan, bisa jadi generasi yang akan datang tak mengenal lagi ketiga bahan pangan tersebut.

Keresahan ini memicu Sutie Rahyono untuk menciptakan modifikasi pangan berbahan dasar sagu, rebung, dan jelai. Akhir pekan lalu ia hadir sebagai 'tukang masak' dalam Festival Panen Raya Nusantara (Parara). Setiap pagi selama tiga hari ia menyajikan beraneka menu lezat dengan bahan dasar produk lokal kecuali beras putih.

Hasil masakannya diberikan secara cuma-cuma kepada para pengunjung Parara sebagai sarana edukasi. "Bahan pangan lokal selain beras saat ini kurang pamor," jelasnya. Ia ingin mengenalkan bahwa bahan-bahan yang dianggap ndeso nyatanya bisa naik kelas apabila diolah dengan benar.

Caranya adalah dengan mengawinkan bahan tradisional dengan resep-resep masakan yang sudah populer. Di tangan Sutie, sagu diolah menjadi lasagna, brownies, dan makaroni panggang. Ya, makaroni yang dipakai dibuat dengan bahan dasar sagu. "Sagu punya kadar glutein rendah yang bagus dikonsumsi pengidap diabetes atau autisme," jelasnya sembari menyiapkan makanan.

Antusiasme masyarakat pun tak terbendung melihat menu makanan yang dianggap unik tersebut. Sejak Jumat (13/10) sampai Ahad (15/10) puluhan orang mengantre tiap pagi di stan Cafe Parara di Taman Menteng demi mencicipi masakan Sutie.

Di hari terakhir, pria yang juga berprofesi sebagai trainer ini menghidangkan bubur Manado yang dibuat dari jelai. Jelai yang digunakan Sutie berasal dari Kutai Barat dan Nunukan.

Rasanya pun tak kalah nikmat dengan bubur yang dibuat dari beras. "Tidak ada kesulitan dalam memasak, bumbu dan cara masak bahan pangan substitusi tidak berbeda dengan bahan pangan lainnya," beber Sutie.

Selain sagu dan jelai, ia juga menyuguhkan sosis solo dengan isian rebung kering. Rebung kering tersebut berasal dari Putussibau, Kalimantan Barat. Sekilas rebung kering hanya nampak seperti serutan kayu biasa. Padahal menurut alumnus IPB itu, rebung kering bisa diolah menjadi aneka makanan termasuk empal suwir.

Jewawut atau yang dalam bahasa Inggris disebut foxtail tak ketinggalan masuk daftar pangan bergizi. Jika biasanya jewawut dimanfaatkan sebagai pakan burung, di tangan Sutie jewawut disulap menjadi wajik.

"Di daerahnya sendiri mereka kurang pamor karenasudah ada beras. Agar bisa menjadi alternatif pangan dan sumber ekonomi baru, kita harus olah menjadi masakan yang sudah populer di masyarakat," ungkapnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement