Sabtu 30 Sep 2017 13:04 WIB

Dream Theater Guncang Jogjarockarta

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Elba Damhuri
Dream Theater saat tampil dalam Jogjarockarta International Rock Music Festival di Stadion Kridosono, Jum'at (29/9) malam.
Foto: Wahyu Suryana
Dream Theater saat tampil dalam Jogjarockarta International Rock Music Festival di Stadion Kridosono, Jum'at (29/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jogjarockarta International Rock Music Festival telah dimulai. Tampil dua kali pada 29 dan 30 September 2017, Dream Theater, sukses memberi hantaman keras melalui dentuman musik rock bercampur metal progresif kepada penonton Jogjarockarta di Stadion Kridosono.

Barisan band-band cadas dari Indonesia sejak sore telah lebih dulu memulai pemansan Jogjarockarta. Mulai Kelompok Penerbang Roket, Death Vomit, Power Metal sampai God Bless, semuanya mampu membakar semangat penonton sebelum menikmati dentuman musik harmonisasi ala Dream Theater.

Tepat setelah Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fatah, dan Abadi Soesman selesai memainkan Semut Hitam sebagai lagu penutup mereka, sebanyak 7.500 penonton Jogjarockarta langsung berpindah menuju panggung utama. Mereka lebih dulu disambut megahnya set drum 360 derajat milik Mike Mangini.

Lampu bernuansa ungu yang menyinari set keyboard berputar Jordan Rudess pun langsung dikenali penonton, sembari mengagumi tata lampu atas panggung yang menampilkan warna-warni. Latar kotak-kotak putih bergaris hitam menghiasi belakang panggung yang menambah nuansa garang Jogjarockarta.

Dari kegelapan, kemunculan bassis John Myung dan gitaris John Petrucci langsung disambut tepuk tangan meriah. James LaBrie muncul terakhir dan langsung menggeber Jogjarockarta dengan The Dark Eternal Night, tentunya melalui suara melengkingnya yang khas.

"Senang berada di sini, selamat datang di tour Images, Words and Beyond, dan kami akan terus kembali ke sini selama kalian menginginkannya," kata LaBrie usai membawakan The Bigger Picture dan Hell's Kitchen, Jumat (29/9).

Setelah The Gift of Music dan Our New World, LaBrie memperkenalkan John Myung yang ternyata sudah dikenalnya sejak 27 tahun lalu. Ia mempersilahkan Myung untuk bermain solo, memainkan Portrait of Tracy yang ditunjukkan untuk Jaco Pastorius, legenda bass bealiran jazz, yang jadi inspiratornya.

Kejutan diberikan Dream Theater di tengah-tengah lagu As I Am, yang dicampur dengan lagu Enter Sandman milik Metallica. Intro Enter Sandman yang ikonik dikenali penonton yang langsung saja ikut menyanyikannya bersama James LaBrie, disusul lagu Breaking All Illusions.

Usai jeda, Pull Me Under, dan Take the Time disajikan band asal Boston bernama awal Majesty tersebut. LaBrie kembali menghentikan lagu, dan kali ini memperkenalkan sang gitaris John Petrucci, dan mempersilahkan satu dari tiga personil G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai itu solo gitar.

Sebelumnya, LaBrie sempat mengungkapkan apresiasinya kepada Petrucci, yang disebut sebagai salah satu gitaris terbaik di dunia. Bahkan, atas kemampuan bermain gitar luar biasa yang dimiliki, LaBrie menyebut kalau Petrucci berasal dari planet lain.

"Lagipula, dia salah satu gitaris terbaik dunia, dan mungkin dia tidak berasal dari dunia ini, dia berasal dari planet lain," ujar LaBrie yang disambut tepuk tangan penonton dan senyum lebar Petrucci.

Surounded ditampilkan setelahnya, disusul the Miracle and the Sleeper yang diwarnai aksi drum Mike Mangini dan dilanjutkan Under a Glass Moon. Di tengah-tengah lagu Wait for Sleep, giliran Jordan Rudess yang beraksi lewat permainakn piano menyenangkan ala film-film Disney.

Berbeda dengan Petrucci yang membuat penonton geleng-geleng, Rudess sukses membuat 7.500 penonton tersenyum lebar lewat permainan menakjubkan tangan-tangannya. Selain Learning to Live, ada permainan campur aduk dari Crimson Sunsire, Innocence, Diem, Darkest of Winters, Another World dan Inevitable Summer.

Sempat diwarnai gerimis, konser berlangsung lancar dan Dream Theater tampak sukses memukau ribuan penonton Jogjarockarta. Penonton yang dibatasi 7.500 dari kapasitas Stadion Kridosono yang sampai 10 ribu penonton, membuat mereka tidak perlu berdesakan dan tampak nyaman menikmati Dream Theater.

Tiga jam dengan lebih dari 20 lagu yang dimainkan Dream Theater, tampak sukses membasahi dahaga dentuman musik rock ribuan penonton Jogjarockarta. Walau disayangkan, pemindahan lokasi dari Candi Prambanan ke Stadion Kridosono terbukti tidak mempengaruhi antusiasme penonton menyaksikan Dream Theater.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement