REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) mengembangkan superhero perempuan dengan nama "Burka Avenger". Dia akan menjadi ikon yang akan menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi atas nama lembaga tersebut.
"Burka Avenger" merupakan karakter dari salah satu serial animasi televisi yang pertama kali dirilis pada 2013. Dalam cerita tersebut, digambarkan seorang guru perempuan bernama Jiya. Dengan hijabnya, ketika malam datang dia menjadi pahlawan dan membantu mengatasi masalah sosial yang terjadi di sekitarnya.
Animasi itu sempat menjadi nominasi Emmy, dan kepopulerannya semakin dikenal. Melihat kondisi itu, PBB berusaha memanfaatkan untuk kampanye peranan perempuan dalam membangun perdamaian untuk memerangi ekstremisme.
"Seluruh konsep (tentang Burka Avenger) muncul karena saya membaca tentang sekolah anak perempuan yang ditutup dandibom oleh ekstremis, dan perempuan dan anak perempuan diancam dengan kekerasan. Itu sebabnya superheroine diciptakan," kata pencipta serial dan bintang pop Pakistan Haroon Rashid dikutip dari The Malay Mail Online, Selasa(26/9).
Rashid akan berbicara dalam konferensi PBB di Ibu Kota Thailand, Bangkok, pekan ini. Dia akan menjelaskan penggunaan pendekatan kreatif untuk mempromosikan peran perempuan dalam pembangunan perdamaian.
Meski belum ada kemitraan resmi, PBB dan Rashid keduanya mengatakan, mereka ingin menjajaki kolaborasi, termasuk dengan menjadikan Burka Avenger sebagai duta besar. "'Burka Avenger' bisa menjadi pembawa pesan yang bagus tidak hanya untuk masalah wanita, tapi, karena itu animasi, Anda bisa menyoroti masalah yang sangat sensitif, itu membuat mereka (tampil) lebih lembut," kata Rashid.
"Burka Avenger" diluncurkan pertama kali di Pakistan, kemudian Afghanistan, India dan tahun ini di Indonesia. Animasi telah diproduksi dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Urdu, Tamil,Hindi, Pashto dan Bahasa Indonesia.
Serial ini telah memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Peabody Award, International Gender Equity Prize danAsian Media Award. Sementara tokoh utama Jiya dinobatkan sebagai salah satu karakter fiktif paling berpengaruh tahun 2013 oleh majalah Time.
Yatim piatu saat kecil, Jiya diadopsi oleh seorang master seni bela diri mistik yang disebut Takht Kabaddi, yang menggunakan pena dan buku sebagai senjata untuk melawan musuh.
Ada juga perdebatan tentang pilihan Jiya untuk menyamar, burqa. Hijab yang mencakup segalanya biasanya dipandang sebagai simbol represi perempuan di Barat, namun, kartun tersebut menyajikannya dalam cahaya yang berbeda, sebagai simbol pemberdayaan perempuan.
Kepala Wanita Asia Pasifik Asia Miwa Kato mengatakan bahwa kartun dapat membantu mencegah ekstremisme sejak usia muda. "Kami sering melihat penegak hukum untuk mencegah ekstremisme namun dimulai sejak dini dari usia anak-anak, melalui TV dan hiburan," kata Kato kepada Reuters.
Penayangan yang lebih luas di Asia sedang dipersiapkan, seperti Malaysia, Sri Lanka, Brunei, Singapura dan Bangladesh. "Burka Avenger" nantinya menampilkan empat musim dengan 52 episode.
Rashid mengatakan dia tidak memiliki rencanauntuk mengerjakan episode baru segera. Meski begitu dia merencanakan sebuah film.
"Kami percaya bahwa akan membantu menyebarkan pesan dalam skala yang lebih besar, ke khalayak yang lebih luas," kata bintang pop tersebut.