REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Penampilan pertama film kartun pahlawan super perempuan, Burka Avenger, disambut meriah di dunia maya. Film kartun yang tayang di laman YouTube itu sudah ditonton puluhan ribu pengakses YouTube.
Berdasarkan pantauan ROL, episode pertama Burka Avenger ini tayang perdana pada Ahad, 4 Agustus kemarin. Sampai dengan Sabtu (10/8) sudah meraih lebih dari 33 ribu penonton.
Laman YouTube Burka Avenger pun banjir pujian dari yang menontonnya. Sebagian besar memuji film kartun besutan awak dari Pakistan tersebut. Soal cerita perdana, Burka Avenger langsung dibuka perdana dengan konflik dan pemunculan si super hero perempuan.
Di satu desa di Pakistan yang bernama Halwapur berdiri satu sekolah khusus perempuan. Tokoh utama di sekolah itu adalah guru perempuan bernama Jiya. Kemudian ada tiga muridnya yang bernama Mooli, Immu, dan Ashu.
Sebagai tokoh antagonis adalah Vadero Pajero, Baba Bandook, dan tiga anak buahnya. Vadero Pajero yang selalu muncul dengan mobil menyerupai Mitsubishi Pajero diceritakan mengelola uang infak dari dermawan kota.
Uang itu untuk operasional sekolah perempuan. Namun Vadero punya niat licik, yaitu menutup sekolah perempuan tapi tetap meminta infak dari warga kota. Ia lalu meminta Baba Bandook, yang digambarkan sebagai bandit lokal yang jahat, untuk menutup dan menakut-takuti semua murid sekolah agar enggan belajar.
Di sinilah muncul Burka Avenger. Dengan senjatanya yang unik yaitu buku berwarna biru dan pena, pahlawan perempuan ini menggagalkan niat Baba Bandook dan anak buahnya menutup sekolah.
Di akhir film, Burka Avenger berpesan soal pendidikan. Ilmu dan pendidikan adalah senjata terbaik melawan kejahatan. Dan baik anak perempuan maupun laki-laki punya hak yang sama atas pendidikan.
"Jangan pernah membiarkan orang lain menghalangi niatmu untuk sekolah. Jadikan buku dan pena sebagai sahabat terbaikmu untuk sukses," demikian pesan superhero yang berpakaian hitam-hitam ini.
Kisah ini kurang lebih merefleksikan kondisi sosial di Pakistan. Di mana di sebagian daerah suku-suku asli Pakistan memang melarang pendidikan untuk anak perempuan. Dalam satu cuplikannya, Baba Bandook bahkan mengatakan, "Untuk apa perempuan bersekolah? Mereka harusnya ada di rumah. Membersihkan rumah dan memasak di dapur!".
Uniknya, film kartun inipun disisipi lagu-lagu dangdut. Layaknya film India yang biasa menghias layar kaca. Siapa tahu, Burka Avenger bisa jadi hiburan alternatif kartun Islam di Indonesia.