REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, berupaya mendekatkan musik jazz dengan pasar tradisional. Itu dilakukan melalui pagelaran Solo City Jaz.
"Untuk pasar yang menjadi tempat gelaran acara tersebut, di antaranya Pasar Gede dan Pasar Klewer," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Anggoro Hexa di Solo, Senin (25/9).
Ia mengatakan konsep yang akan digunakan nantinya adalah konsep "ngamen". Menurut dia, tujuannya adalah untuk mendekatkan musik jazz dengan para penikmatnya sekaligus dengan pasar tradisional.
"Untuk panggungnya juga tidak lebih tinggi dibandingkan dengan lapak pedagang, dengan begitu ada unsur kedekatan dengan pedagang yang ada di pasar-pasar tersebut," katanya.
Pihaknya optimistis pada gelaran Solo City Jazz ke delapan tersebut akan dipadati pengunjung mengingat masyarakat Kota Solo menyukai jenis musik tersebut. Dengan adanya banyak pengunjung, diharapkan mereka juga dapat makin dekat dengan pasar tradisional.
Anggoro mengatakan gelaran Solo City Jazz sendiri akan dilaksanakan selama dua hari, yaitu hari Jumat (29/9) dan Sabtu (30/9), mulai pukul 15.00 WIB. Khusus hari Jumat, dikatakannya, pelaksanaan acara tersebut dilaksanakan di pasar, sedangkan di hari kedua acara dilaksanakan di Benteng Vasteburg, Solo.
Perwakilan EO Solo City Jazz Sadrah mengatakan pada hari kedua tersebut akan ada artis Fariz RM. Selain itu, akan ada pula penampil Ben Sihombing yang juga dari Jakarta. "Sedangkan untuk penampil lokal di antaranya akan ada Pilipe dan Fisip Meraung. Totalnya selama dua hari tersebut akan ada 12 pengisi acara," katanya.
Ia mengatakan acara tersebut akan digelar secara gratis. Meski demikian, pihaknya berharap kepada para penikmat Solo City Jazz dapat mengenakan pakaian batik saat menonton pagelaran tersebut.
"Karena batik adalah identitas kita, dengan begitu menjadi bukti bahwa penonton mencintai Indonesia," katanya.