Kamis 21 Sep 2017 17:14 WIB

Aksi Kocak Ninja Remaja di The Lego Ninjago Movie

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
The Lego Ninjago Movie.
Foto: dok Warner Bros
The Lego Ninjago Movie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan berbagai cara, panglima perang jahat Lord Garmadon selalu berusaha menaklukkan Kota Ninjago. Untunglah ada para ninja pelindung yang kuat dan jago bertarung, siap melindungi tempat tinggal mereka.

Di balik topeng, enam ninja itu sebenarnya adalah remaja biasa bernama Lloyd, Jay, Kai, Cole, Nya, dan Zane. Mereka merahasiakan identitas, berlatih kekuatan ninja di bawah bimbingan guru kung fu bernama Master Wu.

Masalah ada pada Lloyd alias Green Ninja yang merupakan pimpinan para ninja. Serangan beruntun Garmadon yang harus dihalaunya lambat laun menimbulkan konflik batin dalam diri Lloyd, yang kebetulan adalah putra satu-satunya dari Lord Garmadon.

Aksi kocak enam ninja tersebut sudah bisa disimak dalam film The Lego Ninjago Movie mulai 20 September 2017. Penggemar Lego pasti tidak asing dengan para ninja, karena mereka juga hadir di serial televisi Lego Ninjago: Masters of Spinjitzu.

Para tokoh ditampilkan dalam watak sama dalam film layar lebar besutan rumah produksi Warner Bros Pictures ini. Jangan khawatir akan menyaksikan pengulangan, karena tim sutradara Bob Logan, Paul Fisher, dan Charlie Bean menawarkan banyak cerita baru dan visual yang unik.

Petualangan dan latar para ninja disorot dengan lebih mendalam, terutama Lloyd dan Lord Garmadon yang suaranya diisi oleh aktor Dave Franco dan Justin Theroux. Aktor Jackie Chan didapuk sebagai Master Wu, salah satu karakter krusial sekaligus narator pada film berdurasi 101 menit tersebut.

Cerita dalam The Lego Ninjago Movie tidak berkaitan dengan dua film layar lebar terdahulu besutan Lego tentang Emmet dan Batman. Kekurangan utama film yang terkesan sebagai iklan besar-besaran untuk mainan Lego lumayan tertutupi kombinasi kreatif berupa komedi cerdas dan visual kompleks yang mengundang decak kagum.

Film ini cocok dinikmati penonton semua umur, meski mereka yang kurang menyukai film animasi bisa jadi akan menguap bosan. Para orang tua yang menyimak bersama anak bisa turut menjelaskan sejumlah muatan sarkasme, sekaligus sama-sama belajar untuk menghadapi masalah dari berbagai sudut pandang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement