Selasa 19 Sep 2017 11:23 WIB

'Ajarkan Anak Bersikap Toleran'

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Tampak seorang ibu dan anak perempuannya.
Foto: corbis
Tampak seorang ibu dan anak perempuannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toleransi menghadapi keberagaman dalam dunia anak-anak mesti diajarkan sejak dini. Jika anak tidak biasa menerima perbedaan, akan timbul perasaan stres dan tertekan.

"Kalau anak tidak punya sikap toleran, kalau keluar rumah dan bertemu dengan orang yang berbeda dengan dia, dia akan stres," kata Psikolog Anak Vera Itabiliana belum lama ini.

Mengapa anak bisa menjadi stres?

Vera menjelaskan, anak yang tidak terbiasa dengan keberagaman akan sulit menerima sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Ketika melihat yang berbeda, anak akan menggugat diri dengan mempertanyakan begitu banyak hal yang berbeda dengan dia.

Jika sudah sampai tahap itu, anak akan menjadi stres, bahkan bisa menjadi perundung. Perundungan sering kali terjadi akibat adanya perbedaan yang dirasakan anak. Ketika ada anak yang dirasa berbeda, sering kali menjadi korban anak-anak lain yang merasa hidup di lingkungan yang sama.

"Kita cenderung memang sering menjaga jarak dengan yang berbeda, ada penelitian anak bayi bisa merasa warna kulit, ini sudah secara lahirilah menjaga jarak sesuai mekanisme perlindungan diri," kata psikolog Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.

Anak yang tidak terbiasa dengan perbedaan pun akan mengalami kesulitan karena akan terus menjaga jarak dengan banyak orang. Hal itu justru akan menyulitkan ketika nantinya berkembang di dunia kerja saat dewasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement