Sabtu 09 Sep 2017 07:17 WIB

11 Mitos Keliru Tentang Ibu Bekerja (2-Habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Perempuan tengah bekerja
Foto: Womanitely
Perempuan tengah bekerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap ibu bisa melakukan hal tak mungkin menjadi mungkin, termasuk menjadi ibu sembari bekerja dalam waktu bersamaan. Tantangan terbesar ibu akhir-akhir ini adalah menepis mitos yang melekat pada ibu bekerja.

Banyak orang masih percaya bahwa wanita bisa membesarkan anaknya atau melakukan pekerjaan mereka, namun tak bisa melakukan keduanya. Semua orang tahu hal ini tak sepenuhnya benar, sebab jutaan wanita di luar sana tetap bisa bekerja sembari mengurus keluarganya, dilansir dari Womanitely.

Ibu bekerja sering gagal dalam pernikahan

Pasangan yang baik adalah prediktor pernikahan yang langgeng. Ini bukan tentang apakah istri bekerja atau tidak. Dalam sebuah penelitian, ahli menemukan bahwa pembagian peran yang sama dalam merawat anak antara suami dan istri justru membuat pernikahan lebih sehat dan lebih langgeng.

Penelitian tersebut mengungkapkan pernikahan paling bahagia justru lebih banyak dialami pasangan yang sama-sama bekerja dan sama-sama merawat anak. Keluarga yang paling tidak bahagia adalah mereka yang percaya bahwa suami bertugas mencari nafkah, sedangkan wanita membesarkan dan mendidik anak di rumah. Jika mereka harus bekerja, itu semata-mata karena kebutuhan finansial.

Ibu bekerja tidak bisa menjadi pemimpin

Orang-orang masih mengkritik wanita yang menjadi pemimpin di perusahaan tempatnya bekerja. Mereka berpikir wanita emosional, sehingga bisnis tak bisa dijalankan berdasarkan emosi. Banyak orang tidak akan mendengarkan CEO wanita yang sedang menyusui anak, karena bagi mereka wanita seharusnya berada di rumah.

Persepsi ini yang menjadi alasan perempuan masih berjuang mendapatkan kesetaraan sampai hari ini. Tapi, semua orang tahu banyak wanita bisa menjadi pemimpin di perusahaan atau organisasi, meski mereka berperan sekaligus sebagai ibu.

Ibu bekerja tidak bisa menjadi bos yang baik

Dalam sebuah jajak pendapat, pria dan wanita lebih menginginkan bos laki-laki ketimbang perempuan. Wanita selalu terlihat negatif saat bekerja.

Sebuah penelitian menemukan sebaliknya. Perusahaan yang dipimpin seorang wanita bisa mengungguli perusahaan yang dipimpin seorang laki-laki. Bos wanita bisa mendapatkan hasil maksimal di perusahaan dan menjadi bos hebat.

Bos wanita bisa menciptakan lingkungan kerja partisipatif. Sebuah negara bahkan membutuhkan lebih banyak peran perempuan demi menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berdaya saing global.

Ibu bekerja tidak bisa menangani perhitungan bisnis

Banyak orang beranggapan hitung-hitungan bisnis itu sulit bagi perempuan. Masalah sebenarnya di sini adalah bagaimana mempercayakan perhitungan bisnis kepada perempuan. Wanita sama baiknya dengan pria dalam hal matematika dan sains.

Ibu bekerja adalah ibu yang buruk bagi anak

Ibu-ibu modern zaman sekarang sesungguhnya lebih memperhatikan perkembangan kognitif anaknya dibanding ibu-ibu sebelumnya. Wanita zaman sekarang menghabiskan waktu berkualitas lebih dari satu jam bersama anak-anak mereka setiap hari.

Itu serangkaian mitos tentang ibu bekerja yang tidak benar berkembang di masyarakat. Kita harus mengakui fakta dan fokus pada kemampuan positif perempuan. Dengan cara ini, kita bisa membangun momentum positif atas peran wanita di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement