Ahad 03 Sep 2017 03:00 WIB

Cegah Anak Jadi Shopaholic, Ini Triknya!

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ratna Puspita
(Ilustrasi) Seorang ibu memegang wajah anaknya yang menangis ketika berbelanja di Seoul, Korea Selatan.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
(Ilustrasi) Seorang ibu memegang wajah anaknya yang menangis ketika berbelanja di Seoul, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Shopaholic merupakan slah satu penyimpangan perilaku yang dapat merugikan penderitanya di masa mendatang. Edukasi yang baik sejak dini dapat mengasah keterampilan anak dalam menahan dorongan belanja berlebih ketika dewasa.

"(Shopaholic) itu gangguan yang tidak mudah diobati," kata psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto saat ditemui usai pembukaan Wealth Wisdom: 3 Seasons of Wealth di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Perilaku shopaholic biasanya dimulai dengan munculnya keinginan yang kuat. Pengendalian diri yang rendah akhirnya membuat keinginan ini terwujud dalam aksi nyata yaitu berbelanja dengan berlebihan.

Agar terhindar dari perilaku shopaholic, anak perlu mendapatkan edukasi dan latihan pengendalian diri sejak dini. Edukasi dan latihan ini bertujuan agar anak mampu mengatur dirinya sendiri. Edukasi dan latihan ini bisa diberikan dengan cara yang sangat sederhana.

Salah satu contohnya adalah mendorong anak untuk bangun pagi setiap hari atau belajar secara rutin. Contoh lain yang bisa dilakukan untuk mengasah keterampilan pengendalian diri anak adalah memberi pengertian apa makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.

"Yang paling sering (dilakukan) orang tua, (anak) makan apa terserah. Akhirnya dia tidak bisa atur diri sendiri," sambung Kasandra.

Tak lupa, Kasandra mengatakan edukasi ini perlu diberikan dengan cara yang menyenangkan. Jika anak tidak menyukai edukasi yang diberikan maka nilai-nilai yang diajarkan orang tua pun akan sulit masuk ke kepala anak.

Di samping itu, Kasandra juga menilai pentingnya memberi pemahaman literasi keuangan pada anak sejak dini. Salah satu edukasi paling sederhana yang bisa dilakukan orang tua adalah mengajarkan anak untuk menabung.

Kasandra mengingatkan bahwa perilaku shopaholic dapat membawa kesengsaraan hingga di hari tua. Karena itu, ia mendorong para orang tua untuk memberikan edukasi dan latihan pengendalian diri maupun literasi keuangan pada anak sedini mungkin, bahkan sejak anak masih duduk di bangku TK.

"Jangan sampai (anak) masuk ke usia tua yang banyak utangnya, susah hidupnya, karena tidak bisa mengendalikan keuangan sejak dini," kata Kasandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement