Senin 31 Jul 2017 09:30 WIB

Ahmadun YH: Sastra Siber Mulai Gantikan Sastra Koran

Baca puisi Jarot dan dendang Indri diiringi Gethek Artinspiration.
Foto: Dok Gethek Artinspiration
Baca puisi Jarot dan dendang Indri diiringi Gethek Artinspiration.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi musikal Gethek Artinspiration memukau publik yang menghadiri Sarasehan dan Pentas Sastra Banyumas Besar di restoran Selera Rasa Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (29/7)  malam.

Teater asuhan penyair Edi Romadhon itu menjadi gong acara yang berlangsung hingga pukul 24.00. Gethek membawakan sajak-sajak Jarot C Setyoko, dan Ahmadun Yosi Herfanda yang didendangkan oleh Resi Destanti dan Ingties.

Selain Gethek, pentas sastra diisi baca puisi oleh Wage Tegoeh Wijono, Riswo Mulyadi, Indri Wulandari, Dimas Indiana, Santhined, Edy Pranata, dan Jarot, serta musikalisasi geguritan Wanto Tirto yang segar dan menarik. Beberapa grup musikalisasi puisi, seperti Ampas Kopi,  Perisai, dan PPSI Universitas Muhamadiyah, juga ikut meramaikan panggung.

Di antara deretan pertunjukan, sarasehan sastra berlangsung cukup singkat dengan pembicara Ahmadun Yosi Herfanda dan Ons Untoro. Ahmadun mewacanakan potensi sastra Banyumas dan sastra siber. Sedangkan Ons berbagi pengalaman mengelola Rumah Seni Tembi dan Sastra Bulan Purnama.

Media publikasi karya sastra, menurut Ahmadun, kini sedang ber-evolusi dari media cetak ke media siber. "Surat kabar atau koran berperan besar dalam pertumbuhan sastra Indonesia dan kini media siber atau internet mulai menggantikan peran itu," kata pemred portal sastra Litera itu dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (31/7).

Dalam era sastra siber, menurut Ahmadun, yang penting adalah membudayakan sistem seleksi atau kurasi yang ketat agar kualitas sastra Indonesia secara umum tidak terdegradasi. "Kita harus mencegah terjadinya anarkisme estetik, dan sikap kesembarangan, meskipun siapa saja dapat memasukkan karya sastra macam apa saja di media siber," tegas Ahmadun dalam diskusi yang dimoderatori oleh Eko Sri Israhayu itu.

Menurut Ons Untoro, tidak perlu takut memublikasikan sebuah karya.  “Kalau karya kita bagus, di manapun dipublikasikan, akan tetap dianggap bagus. Jadi tak perlu takut memublikasikan karya di blog atau internet," kata penyair Yogyakarta itu.

Ketua panitia, Wage Tegoeh Wijono, merencanakan untuk menggelar pentas sastra Banyumas Besar ini setahun sekali. Penyair dan dramawan ini juga menegaskan pentingnya Banyumas memiliki gedung kesenian agar acara serupa nanti tidak lagi "numpang" di restoran. Ide ini disambut baik oleh Camat Ajibarang Eko Heru Surono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement