Jumat 28 Jul 2017 06:27 WIB

Tour Leader Muslim Bersertifikat Kunci Keberhasilan Paket Wisata

Assesor dan tour leader dari Patuna Travel yang akan mengikuti ujian sertifikasi
Foto:
Assesor dan tour leader dari Patuna Travel yang akan mengikuti ujian sertifikasi

Menurut salah satu assessor sertifikasi tour leader, Gunawan Surbakti, sebelum memiliki sertifikat, TL harus memiliki kemampuan untuk guiding atau memandu wisata. Tidak hanya itu, kompetensi kerja setiap tour leader mencakup aspek pengetahuan dan ketrampilan kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kompetensi ini pun sesuai dengan pedoman Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), yang harus memenuhi lima kompetensi umum, 14 kompetensi inti, dan tiga kompetensi khusus atau pendukung.

Gunawan menambahkan, untuk saat ini, memang belum ada lembaga yang secara khusus mengeluarkan sertifikat untuk tour leader khusus Muslim. Selama ini, sertifikasi tour leader Muslim masih mengikuti sertifikasi tour leader secara umum. “Secara umum, sertifikat ini dikeluarkan oleh BNSP melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata yang telah mendapatkan lisensi dari BNSP,” ujarnya.

Menurut Gunawan, ada syarat tertentu jika seseorang ingin mendapatkan sertifikat tour leader. Pertama, diminta tiga visa yang berlaku dan disesuaikan dengan kawasan masing-masing. "Misalnya, jika kita ingin mendapatkan sertifikat tour leader untuk wilayah Asia, maka bisa mengajukan visa, misalnya, Jepang, Korea, atau Cina," ujar Gunawan, yang juga merupakan Certified Tour Leader.

Kemudian, tour leader tersebut, dalam satu rentang waktu, harus memiliki bukti membawa grup peserta perjalanan wisata ke negara-negara tersebut. Pun dengan laporan yang harus dibuat usai melakukan sebuah perjalanan wisata.

Biasanya, pelatihan untuk mendapatkan sertifikat ini bisa memakan waktu satu hingga dua hari. Sementara untuk proses untuk mendapatkan sertifikat tour leader ini, kata Gunawan, biasanya berjalan selama dua hingga tiga bulan.

"Biasanya, pada saat sertifikasi itu tinggal mencocokkan saja, antara yang biasa mereka lakukan di lapangan dengan yang diujikan sebagai bahan sertifikasi. Tapi, terkadang, ada saja orang yang mengikuti sertifikasi itu malah grogi. Padahal, apa yang ditanyakan itu sebenarnya yang dikerjakan saat dia memimpin sebuah perjalanan wisata," tutur Gunawan.

Dari sisi tour leader, kata Gunawan, dengan adanya sertifikasi ini, maka kredibilitas dan kepercayaan dirinya akan meningkat. Selain itu, tour leader tersebut akan memiliki bukti, kompetensinya telah diakui dan mempunyai parameter yang jelas soal keahlian yang dimilikinya.

Berbagai manfaat ini pun dapat dirasakan oleh tour leader Muslim. “Terlebih, saat ini, wisata halal memiliki prospek yang bagus pada masa mendatang,” ujar Gunawan.

Wisata Muslim ke Turki. (kredit foto: Dok Adinda Azzahra)

Owner PT Kharisma Gayatri Mandiri  (Bali Holidays Travel) Sari Suryanti mengutip Fatwa MUI nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang ketentuan terkait pemandu wisata syariah. Pertama, memahami dan mampu melaksanakan nilai-nilai syariah dalam menjalankan tugas; terutama yang berkaitan dengan fikih pariwisata. “Kedua, berakhlak mulia, komunikatif, ramah, jujur, dan bertanggung jawab,” kata Sari Suryanti.

Ketiga, memiliki kompetensi kerja sesuai standar profesi yang berlaku yang dibuktikan dengan sertifikat. “Keempat, berpenampilan sopan dan menarik sesuai dengan nilai dan prinsip-prinsip syariah,” tutur Sari Suryanti yang juga seorang assessor.

Menurut Dosen Usaha Perjalanan Wisata Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, R.M.W Agie Pradhipta, pada saat ini, salah satu alasan orang ingin berwisata adalah pengalaman, bukan lagi sekedar kepuasan. Hal ini juga terjadi pada para Muslim traveler dari sejumlah negara. "Mereka mau melihat, dulu Islam itu mampu mempengaruhi Eropa hampir selama 800 tahun. Pengalaman inilah yang ingin mereka rasakan. Itu sudah menjadi pasar Muslim traveler," kata Agie saat dihubungi Republika.co.id

Lebih lanjut, Agie menambahkan, pada saat melakukan perjalanan wisata, ada kekhawatiran di kalangan Muslim traveller terkait pelaksanaan shalat dan kehalalan makanan. "Nah, dengan adanya wisata halal, atau sengaja memilih tour leader Muslim, maka mereka tidak perlu khawatir lagi dan lebih merasa nyaman saat melakukan perjalanan wisata," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement