Ahad 23 Jul 2017 06:41 WIB

Misteri Batu Berlafaz Allah di Alif Stone Park

Batu berlafaz Allah dalam huruf Arab di Alif Stone Park.
Foto:
Batu berlafaz Allah dalam huruf Arab di Alif Stone Park.

Alif Stone Park berada di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Natuna. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Kota Ranai atau membutuhkan 15 menit berkendara mobil atau motor.

Sebelum masuk ke lokasi tersebut, pengunjung harus melewati sela-sela sempit bebatuan granit besar yang terlihat mengagumkan menyatu dengan alam. Jalan setapak selebar sekitar satu meter dari gugusan bebatuan itu membentuk labirin mini yang harus dilewati. Tetapi, jangan takut tersesat karena tidak ada jebakan di sana.

Setelah berjalan sekitar 10 meter, pengunjung akan menjumpai pintu gerbang dari kayu. Nuansa alam pun langsung terasa saat sebuah homestay berdiri kirana di antara celah-celah bebatuan. Polesan pengelola patut diapresiasi. Sebab, kawasan tersebut dulunya ditumbuhi semak belukar. "Alif Stone Park memang dulunya tidak terawat. Tempat jin buang anak istilahnya," kata Irwan Septiawan (27 tahun), warga setempat.

Konsep taman dengan bunga-bunga berwarna-warni pun menyatu dengan kegagahan bebatuan. Saat ini, untuk memasuki Alif Stone Park setiap pengunjung dimintai Rp 5.000. "Itu pun untuk warga sini yang ikut menjaga dan membersihkan," kata Lely Erny Sudargo (65), pengelola Alif Stone Park.

Batu-batu besar beralaskan jernihnya air laut memang membuat pengunjung yang datang takjub. Refleksi sinar matahari membuat parade benda mati di atas lembutnya pasir putih membuat pengunjung terperangah lalu memuji kebesaran Tuhan. "Ini ikon Natuna. Kalau orang luar datang ke Natuna pasti maunya ke Alif Stone," ucap Irwan.

Batu berbentuk Alif di Alif Stone Park (Foto: Karta Raharja Ucu/ Republika)

Pengunjung yang ingin menikmati keindahan bebatuan tersebut dimanjakan. Dari batu ke batu pengelola kawasan itu membangun sebuah jembatan atau titian dari kayu yang memudahkan pengunjung berpindah dari satu batu ke batu yang lain. Pengunjung bisa duduk-duduk santai beralaskan batu, atau duduk di kursi atau ayunan kayu di atas pasir.

"Pada 2006 saya mendapatkan pekerjaan merancang Masjid Agung Natuna. Setelah berkeliling Natuna, ternyata banyak sekali batu-batunya yang berbentuk indah," kata suami Lely, Both Sudargo (74) membuka percakapan.

Both bercerita, saat itu ia melihat banyak sekali batu-batu granit di Natuna yang dipecahkan warga setempat. Termasuk di kawasan sekitar Alif Stone Park. "Akhirnya saya berniat membeli. Pada 2008 saya membeli bertahap dari beberapa orang," kata dia.

Setelah membeli wilayah sekitar 3,5 hektare tersebut, Both lalu bermunajat kepada Allah. "Setelah itu, saya diberi petunjuk ada batu besar berbentuk huruf hijaiyah, alif setinggi sekitar tujuh meter. Dan, di sebelah timur batu itu ada goresan berbentuk alif."

Batu menyerupai gajah di Alif Stone Park. (Foto: Karta Raharja Ucu/ Republika)

Pria berusia 74 tahun itu menuturkan, batu-batu di sana bergelombang seperti diterpa gelombang air dalam waktu lama. Dulunya, Both menduga jika Pulau Natuna ada di dalam laut yang terangkat. "Buktinya adalah jenis batuan ini bukan batuan dari gunung berapi, melainkan dari dasar laut yang terangkat. Ada koral laut yang masih tertempel di bebatuan."

Kawasan itu juga memiliki filosofi. "Alif berdiri sendiri dan menunjuk ke atas, habluminallah. Hubungan kepada Allah," ucap dia.

Sebelum Alif Stone Park terbentuk, awalnya wilayah bebatuan itu bernama Tanjung Sulai. Batu-batu itu nyaris tidak terselamatkan karena menjadi incaran warga setempat untuk dipecahkan dan dikonsumsi menjadi bahan bangunan. Lalu, sekitar 2006, Both menemukan wilayah yang menurutnya sebuah permata tersembunyi di Natuna. "Mengapa namanya memakai bahasa Inggris, agar kawasan ini mendunia."

Selain batu berbentuk alif, di kawasan tersebut juga banyak batu berbentuk aneh. "Di sini ada broken bridge stone. Nama itu diberikan delapan profesor dari Cina yang datang berkunjung ke sini. Filosofinya hubungan bumi dan langit sudah terputus," ucap Both.

Ada juga batu berbentuk jantung sehingga diberi nama heart stone. Batu itu dibalut akar-akar pohon sehingga mirip jantung yang dibalut pembuluh darah arteri. "Lalu, ada brian stone di sebelah heart stone yang bermakna bahaya jika manusia hanya memakai akal, tapi tidak menggunakan hati. Ada pula batu mini fujiyama, serta batu telapak kaki ibu," kata Both.

Batu berbentuk penyu raksasa (Foto: Karta Raharja Ucu/ Republika)

Masih di kawasan yang sama, ada batu berbentuk buritan kapal Nabi Nuh as. "Di dekatnya ada batu berbentuk penyu raksasa, batu anjing laut, batu gajah, dan batu dunia maya. Batu itu ada, tapi seperti tidak terlihat. Sehingga, wilayah ini seperti cerita Nabi Nuh yang menyelamatkan hewan-hewan dari banjir besar," ujar Both.

Yang tak kalah menarik adalah keberadaan asking stone. "Batu itu istimewa karena di batu itu ada guratan membentuk lafaz 'Allah'. Letak batu itu paling tinggi di kawasan ini. Karena itu, tempat ini bukan tempat sembarangan. Menurut saya, sangat istimewa dan salah satu potensi bangsa. Kalau di Alquran itu dijelaskan, untuk melihat kebesaran Allah lihatlah di alam ciptaan-Nya."

Asking Stone atau batu bertanya yang memiliki guratan berlafaz Allah dalam bahasa Arab (Foto: Karta Raharja Ucu/ Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement