REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bir pletok adalah salah satu minuman tradisional yang lahir dari tanah Betawi. Sejarawan JJ Rizal mengungkap tak ada kronik yang secara gamblang menyebutkan kapan minuman ini mulai diracik. Namun kreasi bir pletok ini diyakini muncul sejak zaman kolonial Belanda.
Bir pletok adalah kombinasi berbagai rempah-rempah yang direbus menjadi satu. Komposisi utama bir pletok terdiri atas cengkeh, jahe, jintan, daun pandan, serai, kapulaga, dan kayu secang. JJ Rizal menuturkan kemunculan bir pletok tak lepas dari dikenalnya wine pada masa penjajahan Belanda.
Wine banyak ditemui di jamuan makan bangsa kolonial pada masa penjajahan. "Melihat hal ini masyarakat Betawi turut menciptakan minuman khasnya sendiri yaitu bir pletok dengan racikan yang disesuaikan dengan budaya timur," kata JJ Rizal.
Kata pletok diambil dari suara 'pletok' ketika sumbat botol anggur dicabut. Pada perjalanannya, bir pletok biasa disuguhkan pada pesta-pesta yang diadakan masyarakat Betawi. Menyungainya bir pletok dianggap sebagai kesuksesan sebuah acara pesta terutama pesta perkawinan.
Versi lain sejarah bir pletok diungkapkan oleh Taufiq Abdullah. Pria yang sudah 15 tahun memproduksi bir pletok merk AB ini mengisahkan racikan tersebut dinamai bir pletok karena bahan-bahannya harus dimemarkan dulu sebelum direbus. "Ketika dimemarkan berbunyi tok-tok-tok makanya disebut bir pletok," kata dia.
Selain itu, ada cerita lain yang beredar yakni karena pada zaman dulu minuman ini dijual dalam gelas kaleng. Es batu yang beradu dengan dasar gelas kaleng itu menimbulkan bunyi. Sehingga lama kelamaan minuman ini disebut bir pletok.