REPUBLIKA.CO.ID, Berniat liburan ke Banda Aceh? Tujuh informasi dasar ini harus diketahui saat berkunjung ke sana. Informasi ini setidaknya membantu saat liburan di Banda Aceh sehingga tidak kelimpungan dibuatnya.
Banda Aceh Kota Minim Angkutan Kota
Public Relation and Advertising Ezytravel.co.id, Noor Aini Rachmawati mengatakan tidak tahu pastinya kapan kota ini minim transportasi angkutan kota, nyatanya semakin hari labi-labi (sejenis angkutan kota) jarang berseliweran. Dulu labi-labi merupakan angkutan utama yang memfasilitasi transportasi publik warga Banda Aceh. Banyak rute yang dilalui. Namun, seiring waktu angkutan publik ini tergerus dengan banyaknya mobil dan sepeda motor pribadi.
Bagi yang berlibur ke Banda Aceh mungkin kondisi ini sedikit menyulitkan, terlebih jika kegiatannya ada di banyak tempat. Kondisi ini bisa disiasati dengan menggunakan transportasi lain seperti becak motor yang mudah ditemui di persimpangan jalan. Selain itu di Banda Aceh juga telah hadir bus dalam kota, Trans Koetardja, yang melayani warga kota dengan gratis. Tapi harus diingat rute Trans Koetradja masih sedikit dan masih melayani rute tertentu.
Surganya Warung Kopi
Sebagai daerah penghasil kopi, menemukan warung kopi di Aceh adalah hal mudah. Di kota ini warung kopi tersebar dengan berbagai konsep. Mulai dari konsep warung kopi tradisional, ala kadar, hingga warung kopi berkonsep kafe. Varian kopinya pun semakin variatif dengan harga yang sangat terjangkau.
Bagi pecinta kopi, Banda Aceh adalah surganya. Warung kopi di kota ini dibuka hingga larut malam, bahkan ada yang dibuka selama 24 jam penuh. Semakin nyaman karena warung kopi itu memiliki fasilitas internet gratis sehingga memudahkan berselancar. Cukup bermodal secangkir kopi Rp 5.000 kamu dapat duduk hingga 24 jam dengan mengakses internet tanpa biaya tambahan.
Banda Aceh Kota Kecil
Luas kota Banda Aceh sangat kecil, bahkan ada perumpamaan yang menyebutkan jika luas kota ini hanya 10 meter ke kanan dan 10 meter ke kiri. Area kecil ini sebenarnya memudahkan untuk berpergian kemana-mana, sebab lokasinya saling berdekatan. Mau ke laut cuma membutuhkan waktu 10 menit, berurusan antar kantor tinggal menyebrang jalan, bikin janji dengan seseorang pun menjadi lebih mudah sebab tidak harus bepergian lebih awal. Sebab jaraknya saling berdekatan.
Banda Aceh Panas
Setelah tsunami tahun 2004 silam, cuaca Banda Aceh menjadi lebih panas. Ditambah lagi lokasi Banda Aceh yang berdekatan dengan laut membuat cuaca menjadi terik berkali-kali. Bagi yang ingin berlibur ke Banda Aceh sepertinya harus siap saat matahari menyengat, terlebih lagi jika siang hari. Mungkin bisa menyiapkan payung saat bepergian, menggunakan sunblock, atau menggunakan baju lengan panjang agar tidak disengat matahari secara langsung.
Jalur Utama Menuju Sabang
Menuju Sabang otomatis akan melintasi Banda Aceh. Berbeda jika menggunakan pesawat terbang dari Medan yang langsung mendarat di Bandara Maimun Saleh, Sabang. Tetapi bagi yang menggunakan kapal laut, Banda Aceh adalah pusatnya. Di kawasan Ulee Lheue, Banda Aceh, terdapat pelabuhan yang melayani rute ke Pulau Weh, Sabang. Pelayaran dilakukan dengan dua cara, bisa menggunakan kapal lambat atau kapal cepat. Terserah ingin menggunakan yang mana sebab masing-masing pelayaran memiliki plus dan minusnya sendiri.
Tempat Terbaik Belajar Tsunami
Bagi yang ingin belajar dan tertarik dengan musibah tsunami, Banda Aceh adalah lokasi terbaik untuk mempelajarinya. Di kota ini dengan mudah menemukan situs-situs tsunami yang menjadi bahan pembelajaran. Sebut saja PLTD Apung, Rumah Tsunami, Kapal di Atas Rumah Lampulo, dan beberapa situs lainnya. Bahkan di Banda Aceh juga berdiri Museum Tsunami, satu-satunya museum di Asia Tenggara yang menjelaskan secara detail tentang tsunami. Bukan cuma itu, di jalan kota juga berdiri beberapa rambu sebagai jalur evakuasi jika tsunami terjadi kembali. Bahkan di pinggiran kota juga berdiri bangunan escape building, sebuah bangunan tinggi yang dirancang untuk menyelamatkan diri jika gelombang laut menghantam daratan.
Kehidupan yang Religius
Walau menjadi ibukota provinsi, Banda Aceh termasuk kota yang religius. Ini bisa dilihat dari kehidupan keagamaan yang semarak terlebih di bulan Ramadhan. Selain itu, kehidupan masyarakatnya juga sangat erat dengan nilai-nilai agama. Ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat shalat Jumat berlangsung hampir seluruh aktifitas masyarakat terhenti. Mulai dari sekolah, pasar, perbankan, SPBU, hingga perkantoran. Aktivitas biasanya terhenti sejak pukul 12.00 sampai 14.00 WIB. Ini dilakukan agar dapat melaksanakan shalat Jumat dengan lancar dan khusyuk. Hal sama juga berlaku saat maghrib tiba, hampir rata-rata aktivitas warga seperti perdagangan berhenti sejenak.