Sabtu 29 Apr 2017 12:50 WIB

Air Terjun Tumpak Sewu dan Peran Aktif Masyarakat Sidomulyo

Air Terjun Tumpak Sewu di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur
Foto:
Akses menuju dasar air terjun Tumpak Sewu

"Awalnya warga menentang, karena mereka menganggap lokasi ini adalah daerah untuk mencari rumput. Lagipula, kata mereka, siapa yang akan datang ke sana. Tapi akhirnya pelan-pelan kita buktikan dan memang layak (jadi destinasi wisata)," ujar Bang Dul.

Saat membuka ke lokasi air terjun Tumpak Sewu, ada dua hal yang dikerjakan oleh Bang Dul dan rekan-rekannya. Yakni akses menuju titik panorama, tempat untuk melihat Tumpak Sewu dari titik tertinggi. Sementara satu lainnya adalah membuat akses menuju dasar dari aliran air terjun setinggi 400 meter melalui punggung tebing.

Untuk hal yang kedua ini, bukanlah perkara mudah. Malah memiliki lebih banyak tantangan. Pernah sekali waktu Bang Dul dan rekannya dianggap oleh warga masyarakat hilang karena hampir dua malam tidak terdengar kabar.

"Padahal kita terjebak di atas jurang. Tidak bisa naik juga tidak bisa turun, akhirnya kita memanfaatkan ada satu akar pohon yang kita gunakan untuk naik," cerita Bang Dul.

Semua itu dikerjakan secara swadaya bahkan dari kocek Bang Dul sendiri. Ia bercerita, untuk membuat akses menuju titik panorama dirinya mengeluarkan biaya pribadi hampir Rp 300 juta.

"Tanah warga yang kita gunakan untuk akses pun sistemnya sewa, ditambah dengan komisi 15 persen per bulan," ujar Bang Dul.

Saat ini apa yang ia perjuangkan pun mulai terlihat hasilnya. Keindahan air terjun Tumpak Sewu yang tadinya tertutup belantara hutan, mulai terlihat dan makin banyak dikenal masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement