REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Biran Affandi SpOG(K) FAMM mengatakan, kontrasepsi yang merupakan bagian dari program keluarga berencana harus dipahami dengan betul oleh masyarakat.
"Berbicara mengenai perilaku reproduksi perempuan, terdapat empat permasalahan, yaitu hamil terlalu muda, hamil terlalu tua, hamil terlalu rapat dan terlalu banyak anak," kata Biran di Jakarta, Selasa (25/4).
Untuk menangani permasalahan reproduksi tersebut, Biran mengatakan penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu solusi. Setidaknya ada tiga fase dalam penggunaan kontrasepsi berdasarkan usia perempuan.
Fase pertama adalah menunda kehamilan sampai dengan berusia 20 tahun ke atas. Kehamilan yang terlalu muda merupakan salah satu kehamilan yang berisiko.
Fase kedua adalah menjarangkan kehamilan antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Kehamilan yang terlalu rapat juga merupakan salah satu kehamilan yang berisiko.
"Fase ketiga dari kontrasepsi adalah jangan hamil setelah berusia 30 tahun ke atas. Kehamilan yang terlalu tua memiliki risiko," tuturnya.
Untuk mendukung program keluarga berencana, PT Bayer Indonesia didukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dewan Kontrasepsi Asia Pasifik (APCOC) Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) meluncurkan portal bicarakontrasepsi.com untuk menginformasikan kesehatan reproduksi.