REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat awam mengenal kecap sebagai penyedap makanan yang bahan dasarnya terbuat dari kedelai. Namun, ternyata kecap hitam yang manis dan kental bisa dibuat tanpa sebutir pun biji kedelai.
Komunitas Terminal Benih (TB) Gorontalo di bawah binaan Omar Niode Foundation menggagas inovasi Kecap Rempah Gorontalo. Kecap tersebut diracik menggunakan belasan rempah ditambah garam, air kelapa, serta gula aren yang mudah ditemukan di pasar tradisional.
"Ketersediaan bahan baku dan manfaat rempah bagi kesehatan serta fungsi rempah sebagai bahan pengawet alami, menjadi alasan untuk mendukung lahirnya inovasi Kecap Rempah Gorontalo," ujar Zainal Monoarfa, perwakilan dari TB, pada seminar dan pameran "Rempah dan Kita" beberapa waktu lalu.
Ia sengaja menggagas produksi kecap karena kesukaan anaknya terhadap makanan bercita rasa manis yang menggunakan kecap. Namun, mahalnya harga kedelai di Gorontalo yang bisa mencapai Rp 30-50 ribu per kilogram membuat ia mencari bahan alternatif lain.
Pria yang biasa disapa Jemi tersebut memerinci komposisi rempah dalam Kecap Rempah Gorontalo termasuk bawang putih, kayu manis, cengkeh, pala, serai, merica, ketumbar, jintan, adas, lengkuas, kemiri, daun salam, dan daun jeruk. Kombinasi rempah membuat kecap buatannya memiliki cita rasa dan aroma khas.
Uji coba produksi kecap menghabiskan waktu selama sepekan lantas diteruskan setelah mendapat respons positif dari keluarga dan tetangga yang mencobanya. Kini, Jemi memproduksi kecap sekira 30 sampai 50 botol tiap pekan yang hasilnya dibagi-bagikan atau dijual sesuai pesanan.
"Satu botol kecap ukuran 350 mililiter kami jual seharga Rp 15 ribu, kami senang karena banyak teman yang tidak hanya mengonsumsi produk sebagai makanan tetapi juga memanfaatkan sebagai obat kesehatan karena khasiat rempahnya," ujar Jemi.