REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan vokalis Queen, almarhum Freddie Mercury, merupakan salah satu penyanyi paling ikonik dengan karakter suara yang luar biasa. Suara Freddie Mercury ini tak hanya membuat para penggemar terpana, tapi juga mampu menggelitik urat keingintahuan para ilmuwan. Mereka ingin mendapatkan penjelasan ilmiah mengenai suara pelantun Bohemian Rhapsody ini.
Seperti dilansir Time.com, Senin (17/4), sekumpulan ilmuwan dari Austria, Republik Ceko, dan Swedia bergabung untuk meneliti sampel suara Freddie Mercury. Hasil penelitian ini, mereka sampaikan dalam sebuah jurnal ilmiah bertajuk Logopedics Phoniatrics Vocology.
Para ilmuwan ini memang tak menemukan bukti bahwa Mercury memiliki rentang suara empat oktaf seperti yang selama ini diyakini, namun mereka menemukan bukti bahwa penyanyi ini memiliki kemampuan modulasi suara yang tinggi.
Satu hal menarik tentang kemampuan menyanyi Mercury, adalah ia mampu melantunkan nada begitu halus di satu waktu, dan kasar di waktu lain. Para peneliti menyimpulkan ini mungkin ada hubungannya dengan frekuensi vibrato Freddie Mercury, yang beberapa derajat lebih tinggi dibanding penyanyi klasik terlatih.
Peneliti juga menemukan bukti bahwa Freddie Mercury menggunakan teknik bernyanyi dengan menggetarkan bagian ventricular folds sebagai subharmoni. Teknik ini biasa digunakan oleh para penyanyi Tuvan, Mongolia, yang memiliki gaya bernyanyi yang unik.
Para peneliti menyebutkan penggunaan subharmoni ini membantu munculnya impresi bahwa sebuah produksi suara telah mencapai batasnya, namun hal ini dilakukan secara sangat halus. Hasilnya, bila dikombinasikan dengan vibrato yang cepat dan acak, hal ini membantu menciptakan gaya bernyanyi Freddie Mercury yang flamboyan sekaligus eksentrik.
"Kebanyakan manusia tidak pernah berbicara atau menyanyi dengan menggunakan ventricular folds, kecuali mereka seorang penyanyi Tuvan (para penyanyi di Mongolia yang memiliki cara bernyanyi unik), faktanya vokalis rock ini (Freddie) menyanyi dengan subharmoni yang sangat luar biasa.”