Rabu 12 Apr 2017 08:16 WIB

Cara Ortu Bantu Anak Terhindar Konten Pornografi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Anak bermain gadget
Foto: AP
Anak bermain gadget

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengalihan kegiatan, itu yang sebaiknya diberikan pada anak-anak yang kecanduan kontel digital seperti gim. Orangtua harus mengenalkan gim bermanfaat yang lebih menarik pada anak agar mereka terhindar dari konten pornografi.

“Kalau sudah main gawai lebih dari seharusnya, itu jelas tidak bagus. Coba ajak olahraga atau kenalikan gim lain yang lebih menarik,” terang Psikolog Anak dan Keluarga, Rosdiana Setyaningrum.

Terlalu fokus pada gim atau gawai membuat kegiatan fisik anak kurang. Oleh sebab itu, orangtua harus bisa mengajak mereka kegiatan bernuansa fisik. Orangtua harus ekstra keras mengajak mereka sehingga tidak tertarik lagi pada gawainya.

Hal yang juga tak kalah penting, dia melanjutkan, pemberian contoh dari orangtua pada anak. Orangtua sebaiknya harus benar-benar menggunakan gawai secara baik dan benar terlebih dahulu. Setelah itu, barulah menyampaikan dan mengajarkannya pada anak sehingga mereka tidak bingung dengan perilaku orang tuanya.

“Khawatir mereka membalikkan ke orangtua, ‘orangtua saja chatting terus, kenapa anaknya tidak?’,” tegasnya.

Konten-konten tak pantas, seperti kekerasan, horror dan seksualitas menjadi hal umum yang sering muncul dalam dunia tersebut. Hal ini terutama pada gim-gim dalam jaringan (daring) yang selama ini menjadi bagian menyenangkan untuk anak.

Saat anak menemukan konten tidak pantas, orangtua harus berupaya memberikan arahan sebaik mungkin. Jika mereka bertanya, cobalah menjawabnya dengan kalimat sederhana sehingga mudah dipahami. “Kita harus bisa mengarahkan dunia digital itu apa saja dan berikan contoh,” ujar dia.

Anak biasanya akan banyak bertanya pada orangtua saat duduk di kelas Sekolah dasar (SD). Berbeda dengan anak usia SMP yang akan lebih nyaman bertukar pikiran dengan teman sebayanya. Untuk itu, orangtua setidaknya harus tahu dunia digital sehingga bisa mengajarkan anak dengan tepat.

“Sama seperti kalau mereka lihat foto-foto yang kurang pantas, seperti di mall atau gambar truk sekalipun. Jelaskan kalau itu tidak baik dan tak boleh ditiru. Jelaskan sederhana dengan bahasa sehari-hari. Atau saat mereka nonton film Disney yang ada adegan ciumannya, kasih tahu itu apa, boleh atau tidak, dan sebaiknya bagaimana,” terang dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement