REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, mengungkapkan beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua dalam mengatasi dampak negatif digital pada anak. Sebab, digital bagaimanapun juga memiliki efek yang buruk bagi anak apabila tidak diatur dengan baik pemakaiannya.
Pertama, Rosdiana mengatakan, produk digital seperti gawai sangat dilarang penggunaannya bagi anak di bawah satu tahun. “Buat apa bayi melihat gawai? Kalau mau mendengarkan musik, ya nyanyi saja orangtuanya. Mumpung anak masih kecil,” ujar Rosdiana saat diskusi “Cara Mendidik Anak di Era Globalisasi” di SDN Tanjung Duren 06, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Orangtua juga harus memberikan pengawasan ketat pada anak setiap mereka bermain gawai. Anak juga usahakan tidak bermain gim di warung internet (warnet) agar pengawasan orangtua maupun keluarga tetap berjalan. Di rumah, penggunaan komputer, gawai ataupun televisi perlu diletakkan di tengah-tengah ruangan rumah.
“Jumlah televisi di rumah juga tidak perlu banyak, satu saja cukup dan simpan di ruang keluarga. Kalau dikasih satu-satu, kita tidak tahu mereka akan menonton apa. Kalaupun bertengkar karena rebutan sama saudaranya, itu tidak apa-apa. Kan bagus jadi kenangan tersendiri bagi anak-anak,” tambah dia.
Untuk gambar bergerak seperti film, anak usia lima tahun hanya boleh menontonnya satu jam dalam sehari. Jumlah rentang waktu itu akumulasi dari penggunaan digital lainnya, seperti televisi, komputer dan gawai. Sementara bagi anak di usia lima tahun ke atas, cukup dua jam sehari.
“Kalau kelamaan sinarnya bahaya untuk mata,” kata Rosdiana.
Kemudian pada program tak bergerak, dia menyarankan, orangtua memilih proouk yang mendidik. Salah satunya, bisa dengan memilihkan gim yang bisa membuat anak belajar mengatur keuangan dan sebagainya.