REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian kasus anak hiperaktif dilatarbelakangi oleh faktor biologis dan membutuhkan penanganan melalui terapi. Akan tetapi, sebagian kasus anak hiperaktif lainnya cenderung dilatarbelakangi oleh faktor psikologis.
Hiperaktivitas pada anak yang dipicu oleh faktor psikologis biasanya disebabkan oleh tidak terpenuhinya hal-hal yang dibutuhkan anak. Beberapa di antaranya seperti sentuhan, pelukan dan rasa dipahami dari orang tua. Pada kasus yang dilatarbelakangi faktor psikologis ini, hiperaktivitas pada anak bisa ditekan atau dikurangi melalui mindful parenting.
"Mindful parenting itu sebetulnya kedekatan yang berkualitas," ujar psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani saat ditemui dalam peluncuran kampanye Together, More bersama LOTTE Choco Pie di Hermitage Hotel, Kamis (30/3).
Ketika melakukan mindful parenting, orang tua menyadari penuh hal positif apa yang mereka lakukan dengan anak. Beberapa di antaranya seperti memberi pelukan pada anak, menatap mata anak, mendengarkan dan memberi respon terhadap pertanyaan dan pernyataan yang digulirkan anak. "Tidak hanya sekedar reaksi saja, tetapi respon," tambah Anna.
Dengan melakukan mindful parenting, anak akan merasa bahwa ia didengarkan, dihargai dan dipahami oleh orang tua. Di samping mengurangi hiperaktivitas pada anak, mindful parenting juga dapat mengurangi beberapa masalah lain seperti kenakalan pada anak serta praktik-praktik disiplin keras. "Praktik disiplin keras berkurang karena anak cenderung lebih menurut," ungkap Anna.
Selain bermanfaat bagi anak, mindful parenting juga membawa dampak positif bagi orang tua. Dengan menerapkan mindful parenting, orang tua akan bisa menjalin kedekatan dan pemahaman yang lebih baik dengan anak. Sebagai timbal baliknya, orang tua dan anak akan lebih mudah mengekspresikan rasa cinta sehingga orang tua pun akan merasa lebih bahagia. "Bukan hanya anak dekat dengan dirinya, tapi dirinya juga dekat dengan anak," jelas Anna.